Perbekalan dan logistik belum tertata rapi karena sebagian baju dan tas basah. Labuan Bajo kali ini terserang hujan lebat. Terik mentari tidak muncul dengan kehangatannya. Hanya menyisakan sedikit waktu untuk bersinar namun tertutup oleh kawanan kapas langit yang berarak.
Menjelang pagi (23/10/16) baju dan tas lumayan lebih baik keadaannya mungkin hanya membutuhkan waktu 2-3 jam di bawah paparan sinar matahari untuk kering. Bersyukur pada Allah yang memberikan sinarnya begitu terang di hari keberangkatan saya.
Membangunkan Andre yang masih merajut mimpi untuk mengantarkan saya ke pasar. Ya ini adalah hari terakhir masak di rumah host. Saya ingin meninggalkan mereka dengan sedikit cita rasa makanan yang saya buat. Semoga mereka mengenang saya dengan rasa yang pernah mereka kecap di lidah. Memasak dengan target waktu yang lumayan mepet membuat tangan dan otak bekerja lebih keras. Alhamdulillah jam 9 pagi semua sudah beres termasuk baju, celana dan tas yang sudah mengering.
Pemandangan gugusan pulau Komodo dari atas pesawat. |
Ketepatan waktu yang diberikan NAM air memberikan kenyamanan kepada semua penumpang. Dan baru pertama kali saya mengalami pesawat lebih cepat sampai daripada jadwal kedatangan yang sudah dijanjikan. Kira - kira lebih cepat 20 menit. Lumayanlah yah daripada telat parah. Ini kedua kalinya saya duduk di pintu darurat pesawat yang penuh tanggungjawab!! Terasa berat memang sih. Sebagai lelaki harus bisa menjadi hero! dan pemberani pantang takluk kalah.
Denpasar menyapa saya untuk kedua kalinya. Begitu terkesan indah rasanya untuk tinggal lebih lama di kota ini tapi inilah takdir saya untuk melanjutkan perjalanan ke pulau Jawa. Dengan ongkos Rp 20.000 penjemputan dari Bandara ke Pool Damri di Jalan Diponegoro Kota Denpasar oleh Gojek. Cukup murah memang daripada naik taxi.
Persiapan sebelum terbang ke Denpasar |
Tawaran yang selangit membuat saya bersumpah serapah pada pegawai Damri yang menaikkan harga senaknya. Tawaran pertama sungguh tidak masuk diakal dari denpasar sampai Banyuwangi Rp 90.000 malas untuk menanggapi akhirnya sang pengemudi Damri memberi saya harga Rp 60.000. Alhamdulillah mendapatkan harga yang sama seperti keberangkatan dulu ya walaupun tetep mereka ambil uang saya juga. Padahal harga asli Rp 50.000.
Aditya seorang remaja tingkat akhir dan Gerda seorang wanita Surabaya menjadi teman baik saya. Oh sungguh pertemanan yang tidak aku sangka sebelumnya. Terima kasih untuk mas Aditya atas tlaktiran bakso dan air mineralnya.
Lelah adalah mutlak terjadi pada tubuh saya. Alhamdulillah dekat stasiun Banyuwangi Baru terdapat penginapan yang cukup murah dengan fasilitas bersih dan nyaman. Dengan dihargai Rp 60.000 per malam. Menurut warga setempat harga yang saya dapatkan termasuk mahal. Wah jadi berapa rupiah untuk mendapatkan harga yang murah?
Sebuah gambar barong sebagai sambutan hangat Denpasar kepada semua tamu |
Komentar