Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Seribu Masjid 1

Solat Subuh terasa begitu cepat, ufuk timur lari secepat waktu tenggelam dalam penat aktivitas dan bisingnya kota Mataram. Hiruk pikuk kota Mataram terasa bertambah saat matahari mulai menyinari seluruh wilayah ibukota Nusa Tenggara Barat ini. 

Mataram kota yang sederhana penuh dengan kedamaian membuat saya lebih terasa tenang. Bayangkan saja saking damainya kota ini semua umat beragama hidup berdampingan dengan aman dan damai. Ada hal yang menakjubkan lainnya yang saya temui saat pergi ke pasar burung untuk mengirimkan sepatu dan kabel kamera yang terasa berat di tas yang ku bawa. Ikan kecil berwarna merah dan orange berenang bebas di solokan atau saluran air yang jernih. Sesuatu yang sangat tidak mungkin ditemui di Jakarta ataupun kota di Jawa. Ikan - ikan hias ini terasa indah sekali untuk dipandang dengan kilau warna yang menyala membuat mata terpedaya.

Sesampainya di kantor pos pasar burung Mataram langsung saja berbenah barang - barang yang akan saya kirimkan. Dengan membeli kantong plastik hitam yang saya beli di warung dekat kantor pos. Kantong plastik hitam ini saya gunakan untuk pembungkus barang yang saya kirim. Ternyata cukup murah untuk mengirimkan barang seberat 2 kilogram ke Ciamis dari Kota Mataram, cukup membayar Rp 45.000 saja. 

Selepas dari kantor pos saya kembali untuk chek out ke guest house di Jalan Beo - Kota Mataram sekitar 200 meter jaraknya dari pasar burung. Kali ini saya tentukan untuk destinasi pertama di pulau Lombok ini. Tentu saja saya pilih yang paling murah dan dekat yakni ke pantai Senggigi di Lombok Timur. Dari Cakranegara menggunakan angkot berwarna kuning menuju ke Kebun Roe cukup membayar Rp 5000 dan dari Kebun Roe menuju ke Pantai Senggigi menggunakan angkot yang dibuat dari mobil bak yang ongkosnya sama yakni Rp 5000. 

Pantai Senggigi - Lombok Barat
Belum genap satu jam perjalanan dari Cakranegara sampai ke pantai Senggigi membuat mata saya mengantuk. Tidur di tepi pantai adalah solusi jitu untuk melepaskan lelah. Pantai Senggigi terbagi beberapa bagian yakni bagian selatan dan utara. Bagian selatan dengan tipikal pantai yang bergelombang tinggi yang cocok untuk berselancar dan bagian utara dengan gelombang yang lebih kecil yang lebih cocok untuk snorkeling karena pantai Senggigi mempunyai banyak karang yang indah. Pantai senggigi sebelah selatan mempunyai pasir hitam dan sebagian juga ada yang pasir putih namun nampak ada abrasi walaupun di sekitar pantai sudah ditembok. Sebelah utara mempunyai pasir putih yang indah dengan kejernihan air yang luar biasa, di sini lah para turis asing lebih sering melenyapkan waktu liburannya. 

Satu hari berbagi pengalaman dengan pedagang - pedagang souvenir yang baik hati membuat perjalanan saya tidak begitu menjemukan, ibarat mahasiswa yang sedang mendapat kuliah yang luar biasa berharga. Mereka bercerita tentang kehidupan yang kompleks yang mengisi warna - warna kehidupan mereka. Keteguhan hati dan tidak pernah ada putus asa adalah hal yang utama bagi mereka. 

Saatnya solat magrib saya pun mencari masjid terdekat. Tak berapa jauh dari pantai Senggigi saya menemukan sebuah mushola di tepi pantai. Betapa nikmatnya solat berjemaah di tanah orang. Keluh kesah pun hilang ditelan khusyuknya solat. Magrib berlalu secepat Subuh di fajar pagi. Begitupun saya secepat kilat menentukan dimana penginapan yang saya singgahi apakah tidur di masjid ataupun di pinggir pantai. Sedikit meragukan untuk tidur di Senggigi, saya tegaskan untuk berjalan menuju pelabuhan ke Gilitrawangan dengan prediksi 7 jam perjalanan dengan kaki. Lumayan juga ya!!!

Dengan rahmat Allah tuah muncul seketika dengan penawaran tinggal di rumah pedagang asongan. Dia menawarkan penginapan di rumahnya dengan segala kondisi yang ada tentu saja saya menerima dengan senang hati apalagi semua anggota keluarga menerima saya seperti saudara yang lama tidak bertemu. 

Sisi romatis pantai Senggigi menjelang malam hari
Mas Hardi adalah seorang single parent dengan menghidupi 3 anaknya dan satu anak angkat dari anak saudaranya yang tidak dihiraukan lagi oleh ayah ibunya. Mas Hardi yang mempunyai semangat gigih untuk menghidupi mereka yang masih sekolah. Diantaranya mereka melanjutkan sekolah di jenjang SMA dan SMP dan yang terakhir masih berumur 3 tahun. 

Terbiasa dengan kehidupan pariwisata mau tidak mau mas Hardi dan anaknya menguasai bahasa Inggeris dasar untuk pariwisata dengan pengetahuan yang sangat luas. Sontak membuat saya kaget dan kagum dengan kecerdasan mereka. Terlebih lagi anaknya yang masih SMP mempunyai sejuta pengetahuan dan satu miliar keinginan tahuan terhadap dunia dan isinya. Sebelum tidur layaknya seorang dosen saya menjelaskan apa yang saya tahu tentang kenegaraan,  sejarah,  budaya dan lain sebagainya kepada mas Hardi dan keluarga. Pertanyaan pun bertubi - tubi mengejar saya. 

Disini saya merasakan kehangatan keluarga yang harmonis dan kehidupan yang sederhana. Yang saya sukai adalah mandi di sungai yang menjadi rutinitas mas Hardi. Jangan kalian bayangkan sungai yang ada di Jakarta atau di kota besar di Jawa. Di sini air sungai begitu bening dan segar. 

Baiklah saya cukupkan edisi pertama ini. Semoga hari ini bisa lancar semuanya. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d