Pagi buta membangunkan mata yang ingin bergegas untuk pergi ke "surga kecil" di pulau para dewa ini. Entah karena ilham apa badan yang seharusnya super lelah namun terbalik dengan semangat membara untuk mengunjungi tempat indah di Bali.
Mukadimah plesiran di Bali, saya tentukan dengan yang terdekat dahulu dengan menimbang ongkos, penyesuaian lingkungan, dan faktor lainnya. Pantai Sanur adalah tempat wisata terdekat dari kosan saya yang berada di Jalan Tukad Nyali gang Puskesmas. Tentu saja tidak sedekat lagu dangdut yang bersyair lima langkah dari rumah. Melihat peta offline HEREmap atau juga HEREwego dapat dilihat jarak kosan saya dengan pantai Sanur (Sindhu) sekitar 2 kilometer. Kenapa saya kasih tanda kurung untuk nama pantai? Ya di Bali untuk nama pantai memanglah banyak sekali, penamaan pantai ini biasanya berjarak sangat dekat misalnya saja Pantai Sindhu dengan Pantai Sanur yang jaraknya hanya 50 meter atau 100 meter saja. Di garis pantai Sanur ini mempunyai beberapa pantai yakni Pantai Sindhu, Pantai Karang, Pantai Matahari (Pantai Bali Beach) terbit dan yang terjauh adalah Semawang.
Pagi di pantai Sindhu (Sanur) |
Garis pantai Sanur ini memang mempunyai keistimewaan tersendiri karena hanya melihat matahari terbit saja tentu saja lokasi sanur memang ditepi timur Pulau Bali bagian selatan. Karakter pantai yang berkarang luas membuat gelombang air laut tidak besar karena sudah terpecah oleh karang. Di sini cocok untuk kegiatan speedboat, Kano tradisional, dan kegiatan air lainnya. Pemandangan pantai Sanur ini tak kalah dengan yang lain selain dapat melihat matahari terbit bisa juga menikmati gagahnya Gunung Agung yang berdiri tegak di sebelah timur laut.
Sepanjang jalan di bibir pantai bagi saya mempunyai nilai yang luar biasa karena dengan tata ruang yang dikelola pihak hotel ataupun resort menjadi pemandangan yang luar biasa indah. Pasir yang selalu bersih, gazebo - gazebo khas Bali pun bertengger indah di sini. Anda bisa membayangkan sendiri ya.
Seorang yang dipercaya untuk membakar mayat saat upacara Ngaben |
Di mulai dari Pantai Sindhu berjalan ke utara (Pantai Bali Beach) dan kembali lagi ke selatan untuk menikmati Pantai Karang dan Semawang. Banyak sekali hal yang membuat saya takjub akan Bali dan stres akibat tamu Bali yang gila. Contohnya saja ketakjuban saya pada budaya Bali yang sakral saat ada upacara ngaben atau upacara kematian di Pantai Karang. Para pemirsa pasti sudah baca apa itu upacara ngaben? Ngaben adalah prosesi keagamaan dari umat Hindu saat seseorang meninggal dunia dengan cara dibakar. Karena saya bukan orang Bali tentu saja bulu kuduk saya merinding, takut dan ikut sedih saat jenazah dibakar dan tubuhnya ditusuk - tusuk dengan besi sampai menjadi seongok debu. Namun kesedihan bukanlah jiwa orang Bali mereka tidak nampak menetaskan air mata karena kesedihan ditinggal mati oleh anggota keluarga namun bagi mereka ngaben adalah pembuka kehidupan baru yang menjadi kemutlakan bagi setiap insan.
Upacara ngaben berakhir dengan tenang akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan kembali ke pantai Semawang yang tidak dikira menemukan kegilaan dari tamu Bali yang tidak sopan yakni seorang pria tentunya pelancong luar negri yang berjemur dengan membuka bokong nya sambil melambaikan tangan kepada setiap laki-laki yang lewat. Jelasnya Anda sekalian tahu apa maksud dari pria tersebut bukan. Ini hal gila yang saya temui di Bali. Baiklah batre saya tinggal 8 persen lagi saya cukupkan disini saja nanti sore saya kembali lagi.
Sanur, 6 Oktober 2016
08:03 WITA
08:03 WITA
Komentar