Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

PERJALANAN 2

Probowangi siap untuk ditumpangi oleh semua orang yang telah memesan tak terkecuali saya yang sudah lama memesanya. Satu jam sebelum boarding pass saya bertemu dengan ibu Wulan orang Surabaya Gubeng asli yang telah lama tinggal di berbagai kota salah satunya Bali. Kali ini dia menjadi teman baik saya dalam perjalanan. Bersyukur sekali kami satu gerbong yakni di gerbong 3 hanya berbeda nomor bangku saja. Dengan satu gerbong saya dan bu Wulan masih bisa berkomunikasi dengan lancar. 

Denting bell khas stasiun rupanya sudah menggema sebagai tanda datangnya kereta. Tak lebih dari 5 menit Kereta Probowangi pun menghampiri semua orang yang mengantri di peron bagian utara atau dibagian bangunan lama. Langit dengan rona - rona terang di timur jauh telah terlihat semakin lama semakin jelas dan benderang sampai matahari sempurna menyinari alam semesta di bumi Airlangga ini. Rasa lelah dan fikiran yang berkecamuk dengan pertanyaan - pertanyaan tentang kehidupan dan keluarga terus bergulir mecabik nurani dan logika. Gelisah sepanjang perjalanan menghantui berbagai sudut mata dan fikiran bahkan keindahan bumi Airlangga pun tak mampu membendung perasaan menganjal ini.

Empat jam sudah di dalam gerbong kereta yang silih berganti orang di setiap stasiun kini akhirnya berhenti di stasiun terujung di Pulau Jawa. Stasiun Banyuwangi Baru merupakan stasiun paling akhir di ujung timur pulau Jawa. Terlepas dari gerbong rasa lapar sangat menyayat lambung yang kosong sejak siang kemarin tak banyak cingcong dengan modal Rp 5000 lambung penuh dengan satu pincuk pecel khas Banyuwangi. Terbayar sudah!!! 

Sejumlah kapal ferry sedang menyebrang di selat Bali
Energi terbaru merasuk jiwa raga membuat saya tidak sabar untuk mengarungi selat Bali. Bu Wulan pun memesan sebuah becak untuk kami tumpangi sampai jalan raya yang bagi saya hanya memerlukan 5 menit saja. Karena sudah dipesan terpaksa mau apalagi hehehehe jadi emak - emak yang hendak ke pasar pakai becak hahahaha. Jangan kira murah ya saudara - saudara naik becak yang hanya 200 meter harus dibayar dengan 2 kali lipat harga nasi pecel Khas Banyuwangi. Camkan!!  Mending jalan kaki sebenarnya.... 

Bersyukur sekali bisa mendapatkan bis Damri yang dikata orang murah dan harga calo tidak terlalu mahal seperti agen bus lainnya. Kini giliran saya mendapatkan tuah harga yang murah daripada bu Wulan yang membayar Rp 65.000. Walaupun berbeda Rp 5000 namun ini merupakan tuah tersendiri yang bisa membuat dompet berseri - seri. 

Bagai bara tersiram dinginnya air, kecamuk hati pun menyublim di langit biru Katapang dengan segarnya lautan lepas....keindahan yang tiada tara. Terima kasih ya Allah dengan keindahan yang menyejukkan jiwa ini. Dalam perjalanan laut kali ini saya mendapatkan tuah kembali yakni menyaksikan persembahan terbaik dari selat Bali dengan adanya parade lumba - lumba yang bermain gembira dengan perahu yang sedang berlayar. Menakjubkan!!! 

Penat kembali mengusik jiwa yang lelah seperti Hayati yang selalu mengeluh "Hayati lelah Bang......! " sejam sudah berada di selat Bali yang tenang. Tak sampai tidur di kapal akhirnya Kapten mengumumkan bahwa kapal telah berlabuh di Gili Manuk!. Luar biasa betapa indahnya pulau Bali. Patung dewa laut seakan - akan memberi sambutan yang indah untuk semua para penumpang kapal yang menjadi tamu untuk Pulau Bali ataupun sebagai rangkulan rindu untuk Putra Bali yang kembali ke tanah airnya. 

Suguhan kecantikan Bali di sepanjang perjalanan menuju Denpasar selalu memukau dan membuat saya ingin selalu melihat ke arah jendela namun karena kadar lelah yang tinggi tidur menjadi solusi utama. Di sini sepertinya ada yang unik soal peraturan untuk para pengguna bis Damri salah satunya adalah penumpang bule hanya diperbolekan sampai ke terminal baru yang berada di Tabanan namun untuk orang lokal bisa sampai Denpasar. Alhasil banyak bule yang kecewa!. 

Masih bingung dengan penginapan yang telah saya tuju akhirnya bu Wulan memberi saya solusi yang terbaik untuk kos di dekat tempat dia tinggal yakni di wilayah Sanur. Harga pun tergolong murah walaupun fasilitas hanya tempat tidur busa dan bantal. Jangan fikir fasilitas lainnya mewah ya karena kamar mandi di luar, tidak ada colokan listrik, lantai plaster dan tidak ada langit langit di atap rumahnya. 

Bagi saya tidak masalah karena hanya sekedar tempat berteduh. Hanya Rp 100.000/7 hari loh!.Dengan perasaan lemah lesu saya putuskan untuk tidur pemirsa sekalian.....Jumpa lagi esok hari. 

Sanur - Bali, 4 Oktober 2016
11:55 WITA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d