Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Sang Bima 5

Edisi kali ini spesial untuk kosong melompong alias tidak ada kegiatan sama sekali hanya menulis blog dan pamer tutur cerita kepada teman - teman yang ada di kontak grup WhatsApp. Hanya sore hari saja saya memutuskan untuk menikmati sunset di pantai Lawata. 

Mentari tenggelam di teluk Bima
Menikmati debur ombak pantai Lawata dengan kesempurnaan matahari yang terbenam menjadikan kenangan manis bagi saya. Pantai Lawata cukup berbeda dengan pantai yang lainnya karena hanya memiliki pantai berpasir 10-15 meter saja. Sisi lainnya hanya sebuah tembok yang berdiri kokoh. Ada bangunan khas indisch di atas bukit seperti sebuah pasangrahan ataupun sebuah rumah dinas saat masa kolonial. 

Terdapat jembatan antar bukit menjadi saksi sejarah yang saya belum ketahui. Mudah - mudahan saya mengetahui dengan secepatnya dengan bertanya kepada Bapak Mbojopedia alias mas Fahru. Ngomong ngomong soal mas Fahru teringat bahwa hari ini dia mempunyai janji kepada saya untuk pergi menikmati sunset di pantai yang saya tidak tahu namanya. Dua kali panggilan saya hiraukan karena kondisi telpon genggam saya yang matikan suaranya. Kata maaf ku sampaikan karena lupa akan janji tersebut. 

Sahabat baru dari tim voli Kota Bima
Bundarnya matahari keemasan di ujung barat dan sepoinya angin menyentuh semua perasaan jiwa melalui indra yang terpasang. Berucap syukur pada Tuhan dan selalu menjaga lingkungan adalah salah satu kewajiban manusia yang telah diberikan kenikmatan dunia. 

Segerombolan badan yang berwarna coklat dan bentuk kotak berjumlah enam di perutnya memainkan ketangkasan di air Lawata yang asin. Bermodalkan kalimat yang apik saya ikut bergabung dengan mereka yang ternyata sekelompok atlit volly yang sedang melatih fisiknya. 

Dalam Pelayaran Sape - Labuan Bajo, 19 Oktober 2016
10:44 WITA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Sebutan Bentuk Penis dalam Tradisi Bali

Unggahan kali ini terinspirasi dari status ataupun thread  dari seorang netizen dari dunia Twitter @Kismin666oys. Thread ini sangat menarik sekali dan isinya pun sangat jarang sekali dibahas, terlebih Indonesia negara yang agamis. Netizen ini berasal dari Bali, tahu kan Bali?! Pulau indah penuh seni, agamis dan surgawi. Selama ini saya plesiran di wilayah Indonesia hanya ada dua wilayah yang menjual dengan "pantang" kontol-kontolan alias hiasan berbentuk penis. Dua wilayah itu adalah Jogjakarta dan Bali saja, yang lainnya masih malu-malu. Dalam dunia kesehatan penis dianggap hal lumrah, namun di kalangan masyarakat awam Indonesia adalah hal tabu. Tapi tidak demikian jika kita mengorek sejarah leluhur kita, semisal saja candi Sukuh yang terkenal penggambaran betapa sucinya hubungan seksual. Pada agama leluhur yang kini masih eksis di Bali dalam beberapa kitab ada ajaran suci mengenai seksual yakni Kamasutra. Ilmu olah seksual yang diperuntukan untuk menuju kesempur

Pernah Gudikan (Scabies)

Kulit Paha Yang Terkena Gudik Pernah dapat kutukan?! Entah kutukan dari siapa juga! Kutukan paling tidak dibayangkan dengan suatu keadaan yang tidak baik terutama kulit yang menjadi rusak, bentol-bentol ataupun bernanah dan lainnya. Biasanya gambaran kutukan di sintron Indonesia seperti itu. Entah kenapa kutukan selalu menjurus ke penyakit kulit. Mungkinkah karena kulit yang langsung nampak di mata sehingga orang yang terkena "kutukan" akan dihindari orang lain?! Bisa jadi. Bagi saya dan manusia lainnya mungkin sepakat dengan apa yang saya pikirkan bahwa kulit merupakan komponen kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan seseorang akan mundur ataupun turun ketika mendapatkan kulitnya bopeng, belang, ada jamurnya, bentol-bentol, gudikan, bekas jerawat ataupun cacar terutama di bagian muka, lengan, dan kaki yang bisa dilihat langsung oleh orang lain. Keadaan seperti itu sungguh sangat menyiksa batin! Contoh kasus beberapa hari belakang saya mendapatkan kutukan dari k