Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

PERJALANAN 1

Dua tiket menjadi keberanian saya untuk melanglang buana. Tiket ini saya pesan memang dari jauh - jauh hari tepatnya sepulang dari Maos - Cilacap. Dengan uang Rp 150.000 dua jenis tiket kereta api terbeli dengan jurusan Banjar - Surabaya Gubeng dan Surabaya Gubeng - Banyuwangi Baru.

Merupakan keputusan hidup yang sudah direncanakan sebelumnya dan juga sebagai rasa kecewa yang tak kunjung usai yang membuat perjalanan ini menjadi kenyataan. Sedih rasanya saat akan meninggalkan semuanya terutama orang tua yang memang sudah menjadi tanggungjawab anak, bukan hanya itu saja semua perasaan tertumpah malam sebelum keberangkatan. Ponakan yang sedang demam rasanya tidak rela untuk ditinggal apalagi aku hanya seorang diri di keluarga yang mengetahui tentang obat - obatan. Semoga lekas sembuh sayang.....

Terlalu santai adalah salah satu dari bagian hidup ku sehingga lupa diri saat hendak berangkat ke Stasiun Banjar yang mempunyai jarak cukup lumayan apabila ditempuh dengan angkutan umum yang selalu berjalan layaknya keong. Sebenarnya jika ditempuh dengan sepeda motor hanya memerlukan 15-20 menit saja namun inilah kenyataannya dengan angkutan umum yang selalu berjalan lambat dengan tambahan ngetem. Tak sabar rasanya apalagi jadwal keberangkatan kereta Pasundan jam 09:30 WIB sementara saya masih berada di sekitar Bantarsari. Memberanikan diri untuk meminta mempercepat laju akhirnya tepat saat kereta Pasundan datang di Stasiun Banjar saya pun datang ke Stasiun Banjar. INJURY TIME!! 

Dua lembar tiket kereta api
Tak apalah membayar lebih untuk kelajuan tinggi demi mengejar Kereta Pasundan. Daripada semua tiket hangus karena tertinggal mending membayar lebih untuk kecepatan angkot. Dan bersyukur sekali walaupun injury time saya masih bisa melanjutkan perjalanan ke Surabaya Gubeng dengan kereta api yang sesuai dengan tiket. Selama ini memang saya selalu datang saat injury time baik di bandara,  stasiun maupun terminal. 

Seongok tas ransel yang penuh dengan perlengkapan sehari - hari dan sebuah tripod menjadi teman yang berguna dan menyusahkan saya dalam perjalanan ini. Dengan tergopoh - gopoh saya memasuki gerbong kereta yang tertulis di tiket yakni gerbong/kereta 2 nomor duduk 10B. Kereta ekonomi memang menjadi tempat untuk sosialisasi semua lapisan masyarakat. Begitupun saya yang selalu ngoceh dengan tetangga bangku yang asli Garut dan Madura. 

Tak ada bedanya dengan angkot yang saya tumpangi diawal perjalanan kereta Pasundan pun mempunyai kecepatan yang rendah dan selalu mengalah dalam setiap persimpangan. Maklum harga tiket dari Kiaracondong - Surabaya Gubeng hanya Rp 94.000 (September 2016). Kereta Pasundan ini termasuk dalam jajaran kereta ekonomi yang disubsidi oleh Pemerintah. Banyak faktor yang membuat kereta ini berjalan lambat dibandingkan dengan yang lainnya misalnya jenis kelas kereta,  adanya banjir di wilayah stasiun besar Solo Balapan,  rel yang hanya sejalur (bukan double track) dan alasan - alasan lainnya. 

Surabaya pun menyapa saya dan semua penumpang tepat jam 10:07 WIB yang seharusnya jam 09:36 WIB. Lumayan bisa menggilas waktu menunggu perjalanan selanjutnya. Tak banyak orang yang menunggu kereta Probowangi sehingga ruang tunggu bisa nyaman untuk tidur dengan posisi kaki lurus. Hanya tidur kali ini terganggu dengan banyaknya nyamuk nakal yang selalu menggigit. Inilah uji otak untuk selalu digunakan, berbekal deodoran yang mempunyai wangi yang tajam saya oleskan sekitar tangan dan wajah sehingga nyamuk tidak akan mendekati kulit saya. Sejatinya nyamuk tidak suka bau tajam seperti bunga lavender ataupun kulit jeruk. Akhirnya tidur bisa pulas juga. 

Jember, 3 Oktober 2016
08:48 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Sebutan Bentuk Penis dalam Tradisi Bali

Unggahan kali ini terinspirasi dari status ataupun thread  dari seorang netizen dari dunia Twitter @Kismin666oys. Thread ini sangat menarik sekali dan isinya pun sangat jarang sekali dibahas, terlebih Indonesia negara yang agamis. Netizen ini berasal dari Bali, tahu kan Bali?! Pulau indah penuh seni, agamis dan surgawi. Selama ini saya plesiran di wilayah Indonesia hanya ada dua wilayah yang menjual dengan "pantang" kontol-kontolan alias hiasan berbentuk penis. Dua wilayah itu adalah Jogjakarta dan Bali saja, yang lainnya masih malu-malu. Dalam dunia kesehatan penis dianggap hal lumrah, namun di kalangan masyarakat awam Indonesia adalah hal tabu. Tapi tidak demikian jika kita mengorek sejarah leluhur kita, semisal saja candi Sukuh yang terkenal penggambaran betapa sucinya hubungan seksual. Pada agama leluhur yang kini masih eksis di Bali dalam beberapa kitab ada ajaran suci mengenai seksual yakni Kamasutra. Ilmu olah seksual yang diperuntukan untuk menuju kesempur

Pernah Gudikan (Scabies)

Kulit Paha Yang Terkena Gudik Pernah dapat kutukan?! Entah kutukan dari siapa juga! Kutukan paling tidak dibayangkan dengan suatu keadaan yang tidak baik terutama kulit yang menjadi rusak, bentol-bentol ataupun bernanah dan lainnya. Biasanya gambaran kutukan di sintron Indonesia seperti itu. Entah kenapa kutukan selalu menjurus ke penyakit kulit. Mungkinkah karena kulit yang langsung nampak di mata sehingga orang yang terkena "kutukan" akan dihindari orang lain?! Bisa jadi. Bagi saya dan manusia lainnya mungkin sepakat dengan apa yang saya pikirkan bahwa kulit merupakan komponen kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan seseorang akan mundur ataupun turun ketika mendapatkan kulitnya bopeng, belang, ada jamurnya, bentol-bentol, gudikan, bekas jerawat ataupun cacar terutama di bagian muka, lengan, dan kaki yang bisa dilihat langsung oleh orang lain. Keadaan seperti itu sungguh sangat menyiksa batin! Contoh kasus beberapa hari belakang saya mendapatkan kutukan dari k