Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Lembayung Bali

Seminggu kadang membuat orang merasa betah untuk tinggal lama di suatu tempat tentunya dengan syarat kenyamanan hidup. Begitulah keadaan saya di Bali yang sudah terlena dengan keindahan yang tiada tara. Kembali ke tujuan utama saya untuk melanjutkan perjalanan ke Lombok. Reservasi angkutan travel saya sudah pesan di hari Sabtu kemarin (8/10/16). Saya berencana untuk meninggalkan Bali di hari Ahad tanggal 10 Oktober 2016 jam 13:30 WITA. 

Pagi dengan perasaan galau menyelimuti kalbu yang haus akan ketenangan saya menyiapkan segala perlengkapan untuk perjalanan selanjutnya. Tak lupa setelah selesai semua persiapan dengan hati haru biru berpamitan dengan orang yang telah menanam cinta kepada saya selama di Bali. Saya ucapkan terima kasih untuk semua yang telah mencintai saya terutama untuk Rosi,  Rois,  Edhi,  Bu Betty,  Bu Wulan,  Bu Kos,  Alung,  Bu Haji,  Mas Jawa, Mas Anto dan semuanya. Tanpa kalian cerita ini tidak akan muncul dengan indah. Saya hanya bisa berdoa untuk kalian semua tiada balasan yang pantas untuk kalian selain balasan Tuhan yang luar biasa. Amin. 

Gerbang pelabuhan Padang Bai - Bali
Tanda disangka saat hendak pamit ke Mas Anto, dia menawarkan untuk city tour wilayah Denpasar dan Badung dengan sepeda motor sekaligus mengantarkan saya ke agen perjalanan Perama tour yang termasuk murah dan tanpa ribet berurusan dengan calo yang menguras uang anda lebih dalam dan keji. 

Sempat tidur sebentar di kamar kosan yang telah rapih untuk ditinggal pergi, mas Anto kembali memanggil saya untuk segera bergegas. Terasa melankoslis sekali perasaan saya kali ini. Ucap syukur selalu ku panjatkan untuk nikmat yang tiada tara kepada Allah yang maha pengasih dan penyayang. Semua perjalanan di Bali berjaya dalam kesenangan dan cinta. 

Mas Anto menjadi pemandu yang apik dalam perjalanan singkat kali ini, dia menjelaskan semua tempat yang kita lalui tentunya dengan jalan yang tidak biasanya yakni memasuki jalan yang sepi. Sesampainya di Perama tour langsung saja untuk membayar uang karcis kepada agen sebesar Rp 75.000 untuk sekali perjalanan dari Kuta sampai pelabuhan Padang Bai. Service Perama tour merupakan salah satu yang terbaik dengan memberikan tempat tunggu yang nyaman, kopi dan teh gratis,  pelayanan yang ramah dan kendaraan yang nyaman. Jadi tidak ada yang dirugikan untuk menjadi pelanggan Perama tour. 

Mas Anto yang setia menunggu saya sampai kedatangan elf, bercerita banyak tentang pengalaman hidupnya yang luar dan liar biasa, benar - benar roda kehidupan yang selalu berputar. Banyak hikmah yang dipetik dari kehidupan mas Anto terutama keteguhan hati untuk tidak putus asa. Tepat dengan jadwal keberangkatan yang tertera di karcis, elf datang dengan tepat waktu dan perpisahan dengan mas Anto tidak bisa dielakkan lagi. Terima kasih mas untuk segalanya.

Kabut menyelimuti gunung Agung di daratan pulau Bali
Padang Bai ternyata jauh sekali kupikir hanya memerlukan 2 jam saja untuk ke sana tapi ini 3-4 jam tanpa gangguan macet!  Pantas saja mereka memberikan tarif yang mahal. Dalam elf hanya saya saja yang berkulit eksotik selain kondektur dan pengemudi tentu saja penumpang yang lainnya berkulit putih. Setibanya di Padang Bai banyak calo yang menawarkan tiket ferry yang dijual Rp 50.000 cukup mahal Rp 10.000 ketimbang harga resmi dari pemerintah yang ditetapkan hanya Rp 40.000. Alhamdulillah saya terhindar dari jeratan para calo. 

Tiket elektronik seperti kartu berjamin ala KRL JABODETABEK diberikan setelah pembayaran di loket. Di sinilah saya bertemu dengan bu Ivon yang baik hati, dia menjelaskan keunikan Lombok. Bu Ivon berkata "Anda bisa melihat dan merasakan Bali di Lombok tapi Anda tidak bisa melihat dan merasakan Lombok di Bali" sontak saya merasa tertarik untuk eksplorasi semua yang ada di Lombok. Pelayaran yang kami pilih dengan menggunakan perahu ferry yang lumayan besar daripada yang keberangkatan pertama karena Bu Ivon khawatir akan ombak yang besar. Logikanya dengan menggunakan ferry yang besar guncangan akibat ombak terasa lebih nyaman ketimbang dengan ferry kecil. 

Ketulusan hati bu Ivon selalu berkesan dalam benak saya, terima kasih untuk bingkisan dan tumpangan taxinya sampai saya ke penginapan yang ada di Mataram. Penginapan yang saya pilih berbeda tidak jauh dari pusat kota Mataram. Lokasi yang strategis yang pak Sopir pilih untuk akses yang lebih mudah untuk saya. Penginapan tanpa AC yang saya pilih di Wisma Nusantara II di Cakranegara. Tarif yang diberikan untuk kamar tanpa ac hanya Rp 90.000 cukup besar bagi saya. Tapi tidak apalah yang penting bisa tidur dengan nyaman. Baiklah sampai di sini cerita akhir di Bali dan awal di Lombok. 

Mataram, 10 Oktober 2016
06:39 WITA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d