Malam terakhir sebelum berlayar ke pulau selanjutnya, kuberikan kesempatan pada jiwa ini untuk bercumbu kembali dengan suasana malam Kota Bima. Sepeda pinjaman yang sangat bermanfaat menemani saya malam ini untuk kembali bercumbu rayu.Percumbuan malam ini tidak terlalu jauh hanya sekitar kawasan istana dan jalan gajah mada. Ingin sekali menikmati kenikmatan surgawi yang dipersembahkan oleh kuliner Bima. Singkong goreng khas Bima saya cari ke sudut - sudut kota namun tak ada satupun yang masih buka. Malang memang nasib saya untuk menikmatinya.
Pulau Komodo dilihat dari kapal ferry |
Malam terakhir adalah suatu yang istimewa bagi saya dimanapun berada termasuk di Bali yang paling berkesan dengan sahabat saya Rosi. Malam terakhir adalah suatu kenangan yang mendalam dan bahan perenungan selama perjalanan di kota orang. Persiapan keberangkatan ke pulau Flores sudah saya persiapkan sejak semalam. Pakaian sudah saya rapihkan termasuk izin pamit pada keluarga perjalanan saya di Bima. Rasa haru tidak muncul dalam episod kali ini entah mengapa apakah karena pembawaan yang selalu bersemangat ataukah faktor lainnya. Jiwa memang tidak semestinya merasakan satu perasaan saja, tapi selalu berganti.
Waktu mengejar begitu cepat menyebabkan mas Fahru menaikkan kecepatan motornya untuk melaju ke pelabuhan Sape. Tuah tak dapat diraih dengan mudah dan sial tidak dapat dihindari dengan mudah juga. Ban belakang motor kembali pecah. Injury time tidak terjadi karena saat memasuki pelabuhan masih ada waktu sekitar 2 jam. Alhamdulillah masih dikasih kesempatan berlayar dengan tepat waktu.
Swafoto dengan teman baru dari Spanyol |
Kapal ferry ukuran kecil menjadi modal transportasi utama penghubung Bima (pulau Sumbawa) dengan Labuan Bajo (pulau Flores). Harga yang merakyat bisa dinikmati di pelabuhan ini cukup membayar Rp 55.000 saja Anda bisa mencapai Labuan Bajo dengan waktu tempuh sekitar 5 jam lebih. Sekedar informasi saja tiket yang saya beli mengalami penurunan sebesar Rp 4000. Mengusir rasa jenuh di laut saya berinteraksi dengan masyarakat lokal yang ramah selain itu tidak saya buang kesempatan untuk berinteraksi dengan orang Spanyol yang sedang berlibur. Sungguh interaksi sosial membuat kejenuhan hilang sekelip mata.
Labuan Bajo, 19 Oktober 2016
16: 34 WITA
16: 34 WITA
Komentar