Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Sampai Jumpa Sang Bima

Malam terakhir sebelum berlayar ke pulau selanjutnya, kuberikan kesempatan pada jiwa ini untuk bercumbu kembali dengan suasana malam Kota Bima. Sepeda pinjaman yang sangat bermanfaat menemani saya malam ini untuk kembali bercumbu rayu.Percumbuan malam ini tidak terlalu jauh hanya sekitar kawasan istana dan jalan gajah mada. Ingin sekali menikmati kenikmatan surgawi yang dipersembahkan oleh kuliner Bima. Singkong goreng khas Bima saya cari ke sudut - sudut kota namun tak ada satupun yang masih buka. Malang memang nasib saya untuk menikmatinya. 

Pulau Komodo dilihat dari kapal ferry
Malam terakhir adalah suatu yang istimewa bagi saya dimanapun berada termasuk di Bali yang paling berkesan dengan sahabat saya Rosi. Malam terakhir adalah suatu kenangan yang mendalam dan bahan perenungan selama perjalanan di kota orang. Persiapan keberangkatan ke pulau Flores  sudah saya persiapkan sejak semalam. Pakaian sudah saya rapihkan termasuk izin pamit pada keluarga perjalanan saya di Bima. Rasa haru tidak muncul dalam episod kali ini entah mengapa apakah karena pembawaan yang selalu bersemangat ataukah faktor lainnya. Jiwa memang tidak semestinya merasakan satu perasaan saja, tapi selalu berganti. 

Waktu mengejar begitu cepat menyebabkan mas Fahru menaikkan kecepatan motornya untuk melaju ke pelabuhan Sape. Tuah tak dapat diraih dengan mudah dan sial tidak dapat dihindari dengan mudah juga. Ban belakang motor kembali pecah. Injury time tidak terjadi karena saat memasuki pelabuhan masih ada waktu sekitar 2 jam. Alhamdulillah masih dikasih kesempatan berlayar dengan tepat waktu. 

Swafoto dengan teman baru dari Spanyol
Kapal ferry ukuran kecil menjadi modal transportasi utama penghubung Bima (pulau Sumbawa)  dengan Labuan Bajo (pulau Flores). Harga yang merakyat bisa dinikmati di pelabuhan ini cukup membayar Rp 55.000 saja Anda bisa mencapai Labuan Bajo dengan waktu tempuh sekitar 5 jam lebih. Sekedar informasi saja tiket yang saya beli mengalami penurunan sebesar Rp 4000. Mengusir rasa jenuh di laut saya berinteraksi dengan masyarakat lokal yang ramah selain itu tidak saya buang kesempatan untuk berinteraksi dengan orang Spanyol yang sedang berlibur. Sungguh interaksi sosial membuat kejenuhan hilang sekelip mata. 

Labuan Bajo,  19 Oktober 2016
16: 34 WITA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Sebutan Bentuk Penis dalam Tradisi Bali

Unggahan kali ini terinspirasi dari status ataupun thread  dari seorang netizen dari dunia Twitter @Kismin666oys. Thread ini sangat menarik sekali dan isinya pun sangat jarang sekali dibahas, terlebih Indonesia negara yang agamis. Netizen ini berasal dari Bali, tahu kan Bali?! Pulau indah penuh seni, agamis dan surgawi. Selama ini saya plesiran di wilayah Indonesia hanya ada dua wilayah yang menjual dengan "pantang" kontol-kontolan alias hiasan berbentuk penis. Dua wilayah itu adalah Jogjakarta dan Bali saja, yang lainnya masih malu-malu. Dalam dunia kesehatan penis dianggap hal lumrah, namun di kalangan masyarakat awam Indonesia adalah hal tabu. Tapi tidak demikian jika kita mengorek sejarah leluhur kita, semisal saja candi Sukuh yang terkenal penggambaran betapa sucinya hubungan seksual. Pada agama leluhur yang kini masih eksis di Bali dalam beberapa kitab ada ajaran suci mengenai seksual yakni Kamasutra. Ilmu olah seksual yang diperuntukan untuk menuju kesempur

Pernah Gudikan (Scabies)

Kulit Paha Yang Terkena Gudik Pernah dapat kutukan?! Entah kutukan dari siapa juga! Kutukan paling tidak dibayangkan dengan suatu keadaan yang tidak baik terutama kulit yang menjadi rusak, bentol-bentol ataupun bernanah dan lainnya. Biasanya gambaran kutukan di sintron Indonesia seperti itu. Entah kenapa kutukan selalu menjurus ke penyakit kulit. Mungkinkah karena kulit yang langsung nampak di mata sehingga orang yang terkena "kutukan" akan dihindari orang lain?! Bisa jadi. Bagi saya dan manusia lainnya mungkin sepakat dengan apa yang saya pikirkan bahwa kulit merupakan komponen kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan seseorang akan mundur ataupun turun ketika mendapatkan kulitnya bopeng, belang, ada jamurnya, bentol-bentol, gudikan, bekas jerawat ataupun cacar terutama di bagian muka, lengan, dan kaki yang bisa dilihat langsung oleh orang lain. Keadaan seperti itu sungguh sangat menyiksa batin! Contoh kasus beberapa hari belakang saya mendapatkan kutukan dari k