Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Bayar Pajak Sepeda Motor Di Samsat Kota Banjar

Kantor Samsat Kota Banjar

Panas sekali cuaca hari ini, ya cocok untuk beraktivitas di luar ruangan. Rencana untuk bayar pajak motor yang sudah telat satu bulan telah terlaksana dengan baik. Semoga dana pajak digunakan baik oleh pemerintah tanpa adanya korupsi.

Pagi di senin kedua bulan April 2018. Penjelasan dan petunjuk sang polisi saat ditilang sabtu lalu, membulatkan saya untuk membayar kewajiban warga negara di pelayanan samsat Kota Banjar. Apalah jadinya jika ada 100 juta orang tidak membayar pajak, negara mungkin 'rugi bandar' karena pemasukan kas negara berkurang. Jangan berfikir bahwa bayar pajak adalah suatu yang sia-sia dan menguntungkan negara saja, berfikirlah bahwa dengan membayar pajak akan memperoleh kemudahan, fasilitas dan kemakmuran bersama. Anda sekalian pastinya tahu uang pajak disetorkan untuk keperluan kesejahteraan warga negara juga bukan untuk kepentingan pribadi masing-masing.

Badan tercium harum khas sabun Nuv** yang saya gosok ke seluruh bagian tubuh dengan busa berbahan benang kenur. Sekalian juga mandi besar karena dua kali 'keluar' dengan sengaja, Kebutuhan Dasar Manusia (KDM). Gigi kuning karena serat digosok kiri ke kanan, atas bawah dan membentuk bulatan. Bersih, segar dengan tanpa adanya rasa kuat dari pasta gigi berbahan enzim. Rambut aku basahi saja, keramas udah sore kemarin. Kalian mungkin aneh dan bilang mandinya tidak 'sah' karena tidak pakai shampoo. Mungkin juga bagi sedemikian golongan, sementara bagi saya syah-syah saja yang penting ada air yang cukup dan berniat.

Loket Pendaftaran

Tidak usah pusing-pusing dengan baju yang mau dipakai. Namanya juga orang 'aneh' ya pakai kaos saja sama celana pendek. Simple. Tak lupa ketek berbulu sedikit aku oles dengan deodorant. Saking wanginya deodorant yang aku pakai, jadi tidak udah menggunakan parfum. Udah gagah sekarang.

Ini cerita apa sih?! Baca aja sampe rampung

Beberapa dokumen dipersiapkan seperti fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), tak lupa membawa dokumen aslinya. Sebenarnya dua dokumen itu yang dibutuhkan saat pembayaran satu tahun pajak motor, tapi karena baru pertama kali, saya membawa BPKB (lupa kepanjangan BPKB) buat jaga-jaga saja. Alunan musik Bali tradisional berganti dengan alunan Nagaraja dari Gus Teja, menandakan waktu pengumpulan dokumen cukup lama. Nyelip-nyelip.

Ruang Antrean dan loket pembayaran pengambilan

Xride hitam sudah kentut asap selama 2 menit, siap siap untuk segera pergi. Satu, lima, sepuluh kendaraan bermotor dilewati hingga akhirnya sampai Kota Banjar. Syukurlah sampai dengan selamat. Sesuai dengan rencana di otak, saya menyempatkan diri untuk ke suatu tempat. Saya selalu berkunjung ke tempat tersebut sekali dalam tiga bulan untuk menggembirakan mereka. Sekitar 20 menit puas dengan semuanya, Aku keluar sedikit lemas dan nyeri di bagian tertentu. Tidak biasanya kali ini terasa nyeri.

Mari naik Xride lagi! Lanjutkan ke Kantor Samsat. Xride 'terkentut kentut' hingga sampai di Samsat Banjar. Tampak lebih dari seratus orang mengantre. Walaupun lebih dari seratus orang tampaknya antrean lebih tenang, tidak ada kegaduhan dan berjalan dengan semestinya. Mencari satpam untuk mendapatkan informasi bagaimana proses pembayaran pajak, ternyata tidak ada satpam. Berani bertanya kepada petugas di loket pendaftaran. "Pak, dimana tempat pendaftaran dan bagaimana prosesnya?" Tanya ku, petugas tua itu dengan ramah tersenyum dan menerangkan. "Benar mas, di sini tempat pendaftarannya. Silakan lengkapi dokumen berupa fotokopi KTP dan STNK masing-masing dua lembar, jangan lupa juga STNK dan KTP asli." Tuturnya dengan kesopanan tinggi.

Enampuluh lima, tulisan pulpen hitam tertera pada secarik kertas antrean. Suara mesin pengeras suara otomatis menyebutkan nomor antrean limapuluh. Wah tidak lama nih waktu tunggunya. Enampuluh satu.... enampuluh tiga... Enampuluh lima, saya berjalan ke loket pembayaran. Seorang petugas muda nan cantik memberikan senyuman sebagai sapaan sopan "Dengan bapak Waluyo? Pajaknya duaratus tigapuluh ribu rupiah" perintahnya dengan lembut. Saya sodorkan sejumlah uang yang dimintanya dan kembali lagi ke bangku antrean.

Loket Costumer Service Samsat

Selang lima menit nomor antrean saya dipanggil kembali oleh petugas berseragam polisi "Dengan bapak Waluyo? Ini STNK barunya pak" sambil tangan kanan mengambil, mulutku mengucapkan  "Matur Suksma, Pak". Berlalu.

Bangga! Setelah melakukan kewajiban kepada negara. Semoga konstribusi pajak yang saya bayar dapat memajukan masyarakat dan negara tercinta. Xride pun kembali 'terkentut-kentut' sampe dua puluh menit dan sampai di depan rumah.

Boleh disimpulkan dari ceritaku hari ini terutama bagi anda sekalian yang baru pertama kali membayar pajak motor. Pertama: siapkan dokumen berupa KTP dan STNK asli dan dua lembar fotokopinya. Kedua: antre di loket pendaftaran, serahkan dokumen yang disiapkan; tunggu panggilan nomor antrean di loket pembayaran, bayar sesuai pajak yang diminta; antre kembali untuk menggambarkan STNK baru di loket pengambilan.

Semoga bermanfaat ya! Salam!

Siang hari panas dengan bising nyala TV berbahasa Melayu, 9 April 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d