Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Mie Ongklok Teman Setia Saat Dingin

Kuah Kanji Mie Ongklok

Asik makan lagi! Makanan yang beda dari biasanya sangat membuat saya tertarik mencoba terlebih yang aneh-aneh. Dalam kesempatan kali ini, saya mencicipi Mie Ongklok khas Dieng, mumpung ada di Dieng harus mencicipi kuliner khas kota ini, disayangkan jika ke Dieng tanpa makan Mie Ongklok. 

Merupakan makanan khas daerah Wonosobo dan wilayah sekitarnya, Mie Ongklok tercipta dari beberapa bahan yang bersumber dari bahan yang tersedia di Wonosobo khususnya kol, kucai dan kuah kanji. Seperti saudaranya Mie Ayam, Bakmi dan Mie lainnya, mie ini hanya berbeda dari segi bahan campurannya seperti kuah kanji, irisan kol, tahu, pecai dan lauk lainnya seperti sate. Beberapa jenis Mie Ongklok lainnya mempunyai bumbu berbeda seperti bumbu kacang, ebi, gula jawa dan rempah-rempah lainnya. 

Kenapa disebut Mie Ongklok? Karena Mie ini dimasak dalam ongklok. Ongklok sendiri nama wadah tempat masak mie yang terbuat dari bambu, bentuknya mirip gayung kecil. Oleh karena mie tersebut dimasak dengan ongklok maka disebut Mie Ongklok.

Sajian Berselera, Mie Ongklok

Mie ongklok disajikan dengan beberapa lauk misalnya kerupuk, sate, tempe, dan lauk lainnya. Tekstur mie yang kenyal dan kuah dari kanji membuat makanan ini sangat empuk dimakan. Dalam keadaan hangat atau panas sangat dianjurkan karena kenikmatan muncul saat hangat atau panas. Wonosobo dan Dieng merupakan tempat yang cocok untuk makan Mie ongklok di mana udara di kedua tempat tersebut mempunyai hawa dingin. Harga satu porsi Mie Ongklok tanpa tambahan lauk lainnya berkisar Rp 10.000. 

Perlu diketahui bahwa mie ongklok yang saya makan saat itu tidak ada irisan daging melainkan hanya irisan daun kol, pecai dan tahu. Mungkin ini jenis Mie Ongklok yang lainnya yang patut dicoba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...