Sedari kecil, buku cerita banyak menceritakan sebuah fable tentang kebaikan ataupun kejahatan sang burung bangau yang sangat asik dibaca maupun didengarkan, cerita fable untuk anak-anak ini tak terlewatkan dengan ilustrasi yang sangat indah. Burung bangau, ya burung dengan leher panjang dan kaki panjang atau pendek dengan berbagai warna pada bulunya. Dari fable tersebut saya dan anak-anak lainnya mencintai burung bangau. Sebutan bangau waktu itu tidak terkenal, Kami anak-anak selalu menyebutnya manuk blekok atau manuk kuntul, kedua jenis burung tersebut memang susah gampang untuk mebedakannya.
Sewaktu saya kecil, kedua jenis burung tersebut selalu berkeliaran di sawah belakang rumah untuk mencari penghidupan. Atraksi indah yang saya selalu ingat adalah dimana mereka terbang beriringan, sangat indah. Kehidupan saya cukup terpengaruh banyak oleh mereka.
Populasi mereka turun saat tahun 2009, jarang dan bahkan tidak ada kuntul maupun blekok yang singgah mencari makan di sawah belakang rumah saya. Betapa lamanya mereka tidak datang di sawah belakang rumah, tiba-tiba hari kemarin (29/4/18) sekawanan kuntul putih hingga dan mencari penghidupan di sawah belakang rumah! Ajaib, suatu anugerah Tuhan, semoga mereka betah dan keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Beberapa potret mereka saya abadikan.
|
Kawanan Kuntul Mencari Penghidupan |
|
Beberapa Kuntul Terpisah Dengan Kelompoknya |
|
Gangguan Dari Petani Terkadang Mereka Harus Mengepakan Sayap Untuk Menghindar |
|
Tampak Seperti Jinak Tetapi Sesungguhnya Liar |
Komentar