Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Pantai Kamulyan - Cilacap

Tulisan Yang Membosankan

Awalnya saya pikir kembaran dari Karangkamulyan di Ciamis, Jawa Barat, ternyata berbeda!. Kamulyan adalah nama pantai yang masih dalam wilayah kota Cilacap, Jawa Tengah. Pantai ini bisa disebut sebagai pantai penyangga rekreasi saat pantai Teluk Penyu telah padat oleh pengunjung.

Terletak di dekat jalan lingkar selatan Cilacap, tepat di desa Tegalkamulyan, kecamatan Cilacap Selatan. Sesuai dengan nama di mana pantai itu berada, maka nama Kamulyan disematkan untuk nama pantai. Akses menuju pantai Kamulyan tidak begitu menbingungkan pengunjung karena berada di dekat jalur selatan/lingkar selatan Cilacap, jarak jalan raya lingkar selatan dengan pantai hanya 100 meter saja. Tulisan warna warni "Kamulyan" terpampang jelas di atas tembok dengan beberapa anak tangga, Aku sendiri tidak suka dengan tulisan besar itu, rasanya Bandungnisasi!.

Pemandangan Pantai Kamulyan Dengan Landskap Samudra Hindia Dan Pulau Nusakambangan

Pantai ini bertipe landai dengan ombak yang cukup besar dan berpasir hitam. Beberapa pohon cemara laut ditanam di sepanjang bibir pantai sebagai penghalang atau pemecah ombak. Tidak disarankan untuk berenang di pantai ini karena ombak yang cukup besar.

Sepertinya tidak ada tiket ataupun karcis yang dikenai untuk para pengunjung kecuali hari libur besar maupun libur lebaran. Saat saya mengunjugi pantai ini hanya dikenai bea parkir saja sebesar Rp 2000 untuk satu sepeda motor. Beberapa fasilitas tersedia seperti toilet, tempat bilas, dan warung. Fasilitas toilet sangat jorok jadi jika tidak terpaksa sekali mendingan cari toilet bersih lainnya. Pengunjung pantai ini relative sedikit baik di hari biasa maupun hari besar lainnya. Pada pagi hari sering terlihat orang olahraga di joging track bibir pantai. 

Pemandangan Sisi Timur Pantai Kamulyan

Sampah berserakan di bibir pantai tidak ada perhatian dari pengelola pantai maupun pihak pemerintah, sangat disayangkan. Padahal pantai ini cukup indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...