Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Cimplung: Kuliner Camilan Sang Penyadap Gula

Cimplung Dari Bahan Singkong

Panganan ini mengingatkanku pada masa kecil di mana kampung halaman masih banyak penyadap lahang/badeg dari pohon kelapa. Orang Jawa menyebutnya Cumplung, mungkin berasal dari kata tiruan bunyi plung tanda suatu benda masuk atau tercebur ke dalam air. Ada benarnya juga nama cimplung tersebut karena saat kita memasukan bahan cimplung harus diceburkan dulu ke bejana besar tempat pemrosesan gula kelapa.

Cimplung sendiri rasanya sangat manis dengan tekstur lembut dan empuk. Rasa manis cimplung berasal dari sari badeg nira yang menempel sebagai air penggodok bahan cimplung. Bahan cimplung biasanya dari berbagai bahan misalnya kelapa sedikit muda (kelapa urab), singkong, kulit singkong, pisang, ubi, ataupun talas, terkadang orang juga menjadikan buah sukun sebagai cimplung. Ya sejatinya cimplung adalah berbagai bahan makanan yang dimasak di dalam air nira pada pemrosesan gula kelapa ataupun gula aren (enau). 

Cara memasak atau membuat cimplung tidaklah sulit, bahan tinggal dibersihkan atau dibuang kulitnya atau bahkan dengan kulitnya (tergantung bahan), masukan bahan ke dalam kuali besar tempat pembuatan. Masukan bahan saat sudah mendidih atau menjelang air badeg menjadi sebuah gumpalan lembek gula. Untuk bahan yang agak keras (singkong) dan perlu waktu lama sebaiknya dimasukan atau dimasak saat mendidih, sementara bahan yang cukup lunak (kelapa, pisang etc) bisa saat gumpalan badeg akan menjadi gula. Pemasakan juga tergantung selera, kadang ada orang yang tidak suka dengan cairan badeg maupun tidak suka dengan gula yang hampir mengeras. Semua tergantung selera!

Setelah dirasa cukup matang, cimplung diangkat dengan menggunakan alat masak dan tiriskan, tunggu sampai dingin maupun hangat. Saat sudah terlalu dingin rasa cimplung tidak lagi enak, waktu terbaik saat makan cimplung adalah saat bersuhu hangat kuku. 

Cimplung Yang Dibuat Dari Air Badeg Kelapa

Badeg sari kelapa menimbulkan cita rasa yang berbeda daripada badeg dari pohon enau atau pohon aren, pada umumnya orang lebih menyukai cimplung yang dimasak dalam air sari aren.

Tidak dianjurkan untuk penderita kencing manis (Diabetes Mellitus)! Bahaya!.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...