Hidangan Berbagai Varian Kopi |
"Wih pulang?!" Komentar stories instagram yang mengawali perbincangan dengan Fadil, seorang mahasiswa yang mempunyai perhatian penuh pada dunia kuliner dan perkopian.
Percapakan sederhana di Instagram messenger antara saya dengan Fadil membuahkan pertemuan hebat untuk sebuah hal yang bernama KOPI. Awalnya percapakan hanya seputar kepulangannya ke kampung halaman, Pamarican. Beberapa jawaban persuatif untuk berkunjung ke rumahnya selalu ditawarkan sebagai ajakan silaturahmi dengan keluarganya, terutama ibunya yang merupakan teman dekat saat menjadi perawat honorer di puskesmas. Basa-basi berlanjut hingga temu janji untuk belajar tentang perkopian, tentu saja saya tidak menolaknya! Terlebih dunia perkopian merupakan hal yang booming dewasa ini, utamanya semenjak ada film tentang kopi dan gencarnya pengenalan kopi ke generasi millennial.
Selembaran Iklan Grand Opening Kafe Dan Gelas Tester Kopi |
Gaya hidup Eropa dan Amerika merupakan salah satu pengaruh besar generasi millennial Indonesia dalam berperilaku, contoh sederhana saja dengan datangnya usaha franchise makanan cepat saji Mac Donald dan Starbucks di Indonesia, orang-orang tentunya meniru gaya mejeng dan menikmati suatu hidangan seperti yang ada di Eropa maupun Amerika. Lebih jutaan unggahan foto di Facebook maupun media sosial lainnya turut berperan dalam pengenalan budaya ngopi a la Amerika terutama kedai kopi Starbucks. Sebagian orang merasa percaya diri atau sedikit legeg saat mengunggah foto duduk dan menikmati kopi di kedai kopi dari Amerika tersebut.
Bisa jadi unggahan mereka menjadi peran besar untuk dunia perkopian! Bagaimana tidak orang tidak suka ngopi kepincut, iri dengki, penasaran dengan kopi dan akhirnya berkunjung ke kedai kopi terkenal itu untuk mencicipi kopi dan berfoto ria! Dari hal sederhana tersebutlah generasi millennial menyukai kopi!.
Lambang Kedai Kopi Starbucks; Sumber Foto Wikipedia Indonesia |
Orang Indonesia adalah salah satu bangsa yang beruntung karena tanahnya cocok untuk berkebun kopi dari jenis apapun. Beberapa varietas kopi unggulan Indonesia sudah tidak diragukan lagi ketenarannya di kancah dunia! Sebut saja kopi luwak, kopi toraja dan varietas unggulan Indonesia lainnya! Dan tidak perlu kaget, bangsa ini juga menjadi urutan ke-lima besar penghasil kopi terbesar di dunia! Bersyukur sekali ya!
Upaya pemerintah yang menunjang akan ke-eksisan kopi terus dilanjutkan dengan adanya program pemberdayaan petani kopi, kuliah singkat tentang kopi dan berbagai bentuk kursus singkat mengenai wirausaha kopi. Dengan cerdiknya pemerintah membidik generasi millennial tersebut untuk mencintai kopi sehingga efek perekonomian negara muncul dengan hal tersebut. Kegandrungan akan kopi bukan hanya di kota-kota besar saja melainkan kota kecil sekelas Ciamis, Banjar, Cilacap, dan kota lainnya memiliki kedai kopi. Perlu diketahui bahwa kedai kopi yang saya maksud adalah kedai kopi yang benar-benar menjual kopi dengan peralatan khusus bukan menyajikan kopi dari sediaan kopi instan yang diproduksi oleh perusahaan.
Buah Kopi Yang Belum Masak Di Perkebunan Milik Masyarakat Di Kampung Adat Kuta - Tambaksari |
Boleh disebut Fadil adalah seorang yang sudah mempunyai ilmu dalam mengolah kopi baik mulai dari pemanenan hingga akhir dari sebuah kopi. Mulai dari cara panen, pemilihan kopi, penyimpanan kopi hingga suhu air untuk menyeduh kopi menjadi minuman kopi yang nikmat diminum, Fadil mengetahuinya dengan fasih!. Beberapa temannya juga menjadikan dia sebagai refrensi barista di wilayah Pamarican dan sekitarnya!. Tak terkecuali saya sebagai seorang simpatisan kopi!.
Ajakan untuk belajar tentang cara membuat kopi dengan disampaikan Fadil dalam pesan di Direct Messenge Instagram, temu janji sudah disepakati pada minggu pagi. Rasanya sudah tidak sabar untuk memasuki minggu pagi, benakku berceloteh.
Fadil Sedang Menunjukan Jumlah Total Belanjanya |
Alarm biologis tubuhku membangunkan semua anggota tubuh tepat pada jam 6:30 pagi, tak ketinggalan membuka telpon genggam pintar untuk melihat pemberitaan terbaru. Dalam layar sentuh itu tampak tidak ada pemberitahuan terbaru yang masuk! Semua komentar, pesan WhatsApp masih ajeg yang semalam. Kecurigaan berlanjut dengan koneksi jaringan internet yang mandek, sebagai uji coba beberapa untuk mengunjugi jaringan internet, namun tetap tidak ada koneksi!. Hampir tiga kali di-oprek semua pengaturan dalam telpon genggam namun hasilnya nihil. Penasaran dan stress!.
Lebih dari tiga kali restart dan mencoba mengecek sisa kouta data. Keterangan jumlah kouta data tidak kehabisan ataupun kekurangan data! Otak semakin bingung dan bertanya-tanya, kenapa bisa begini?!. Berpikir positive "Mungkin gangguan jaringan! Maklum Indosat-kan rada-rada!" Otakku menenangkan. Jam sembilan pagi dibuka kembali telpon genggam pintar tapi masih saja koneksi jaringan internet tidak tersambung! Semakin pusing terlebih ingat temu janji dengan Fadil. Aduh ini bagaimana?! Ternyata stress karena koneksi internet melumpuhkan otak-ku untuk berfikir normal! Andainya saat itu berfikir tenang mungkin hasilnya saya akan telpon maupun SMS Fadil untuk memberitahu kelanjutan temu janji di kafe.
Foto Sebelum Andri Memanggil Kami Untuk Masuk Ke Dalam Kafe |
Kedunguan masih berlanjut hingga Tuhan memberikan petunjuk, hanya bukan petunjuk wahyu seperti kepada nabi melainkan petunjuk sederhana untuk otak!. Otak berkata "Coba lihat masa aktif kartunya barangkali sudah masa tenggang!". Alhasil petunjuk itu benar nyata! Masa aktif kartu saya habis!!. Sayangnya kedunguan itu berakhir pada siang hari saat mengisi pulsa dan semua pesan dan pemberitahuan lainnya masuk, termasuk dari Fadil!. Aduh merasa malu dengan ketidakjelasan janji! Beribu maaf saya paketkan dalam pesan WhatsApp untuk Fadil. Temu janji diperbarui lagi pada jam 8 malam.
Tema kopi dan kafe memang sudah menjadi santapan saya dengan Rylo saat bertemu. Ya kami berdua selalu minum kopi tubruk dengan cita rasa khas yang jarang disukai orang lainnya, kopi selalu menjadi jamuan kami saat bertemu di gubug dekat sawah. Siang itu saya menawarkan kopi ke Rylo ternyata dia menolaknya mungkin karena cuaca cukup panas yang kurang pas untuk ngopi. Ndopok kali ditemani kelapa hijau segar yang saya petik sendiri, sambil membicangkan perkembangan perkuliahannya saya juga mengajak dia untuk turut hadir di temu janji dengan Fadil di Banjar. Dia pun setuju!.
Beberapa Peralatan Pembuatan Kopi |
Waktu yang ditunggu hampir mendekati! Persiapan untuk berangkat ke tempat temu janji sudah matang! Tinggal berangkat saja, tapi Rylo memberitahu bahwa Zaenal ingin ikut juga! Terpaksa kami menunggu hingga akhirnya dia datang ke rumah untuk berangkat bersama. Saya berboncengan dengan Rylo Senen Zaenal membawa sepeda motor sendiri.
Sesuai lokasi yang dikirim Fadil di aplikasi WhatsApp, Jl Dr Soedarsono, Banjar. Jalan tampak sepi dari aktivitas perdaganggan hanya saja ada kedai kopi yang pintunya terbuka sebagian. Insting saya berkata "Mungkin ini tempatnya!", Menunggu balasan dari Fadil cukup lama, kami hanya berdiam di atas sepeda motor masing-masing. Mungkin lebih dari lima menit menunggu balasa, tampak dalam sebuah kafe dengan pintu terbuka sebagian melihat-lihat kami dengan gelagat curiga, beberapa kali melihat kami! Kami sedikit malu karena dicurigai, hingga akhirnya lelaki dalam kafe itu meneriakan "Temen-nya A Fadil ya?!... Ayo...sini masuk!" Suaranya keluar dari dalam kafe itu!. Wah sambutan yang luar biasa!.
Zaenal Dan Rylo Tampak Antusias |
Kaki melangkah mendekati dengan antusias. Bibir melebar dan tangan mengulur sebagai tanda kehormatan saat berkenalan, senang sekali dengan keramahan khas, kami diterima dengan baik. "Oh ya A Fadil bilang barusan katanya mau ada temennya yang datang, dia pesen begitu soalnya dia lagi pergi belanja beli kebutuhan tester" ungkapnya sebagai pembuka obrolan. "Oh ya perkenalan, Waluyo, temen-nya Fadil" Timpalku sebagai perkenalan identitas sederhana. "Saya Andri, A" timpalnya juga dalam bahasa Sunda. Perkenalan berlanjut hingga semua tangan berjabat tangan sebagai tanda perkenalan.
Andri yang supel, langsung nyambung dengan kami! Tanpa basa-basi dengan kehangatan-nya dia menawarkan kopi sebagai tester untuk kami, jelas saya menolak karena Fadil belum datang! Kelihaian Andri memaksa kami untuk mencicipi hasil olahan kopinya!. Saya saat itu disuruh untuk untuk memilih jenis biji kopi yang tersedia saat itu ada tig jenis Arabica dari Latimojong, Sulawesi, Sunda Galuh, Bandung dan jenis Robusta. Saya memilih dari Latimojong yang rasanya cukup unik. Saya, Rylo dan Zaenal hanya bisa menonton dan memberi beberapa lemparan pertanyaan tentang kopi ke Andri. Sekitar sepuluh menit kurang, kopi sudah jadi dan siap dinikmati.
Belajar Menuangkan Kopi Yang Benar |
Fadil datang dengan barang belanjaannya, sambutan hangat terulur dari raut muka dan tangannya kepada kami. Pembicaraan mengalir tanpa henti mulai dari proses panen kopi, pemilihan kopi, roasting hingga cara merasakan kopi. Beberapa ilmu saya dapatkan terutama tentang cara merasakan kopi dari Fadil, dia menjelaskan bahwa cara terbaik untuk menikmati kopi adalah dengan cara menyeruput kopi dengan sedotan yang kuat hingga cairan kopi menyiprat (sprai) ke pertemuan lubang hidung dengan mulut sehingga aroma kopi tertempel atau masuk ke dalam rongga hidung.
Cara-cara lainnya yang diajarkan Fadil dan Andri adalah cara merasakan aroma kopi saat diseduh dengan cara mencium kopi dengan cara gelas kopi digerakan kiri ke kanan dengan kecepatan tertentu. Andri kembali membuat tester dengan varian kopi yang berbeda, kali ini dia membuat kopi latte. Dengan tester kopi latte saya bisa membedakan aroma, kekuatan aroma kopi, kekuatan manisnya gula, aroma susu dan juga kepekatan kopi, ya! Berkat mereka saya bisa mengetahui perbedaan tersebut. Fadil juga mencoba membuat tester dengan biji kopi lainnya dalam bentuk kopi latte hanya mengurangi atau menambah gula atau komposisi air untuk mendapatkan sebuah rasa yang khas. Melihat cara mereka bisa disimpulkan mengolah kopi ternyata tidak mudah, harus mempunyai ilmu yang mumpuni, daya rasa yang kuat dan kegigihan dalam membuat hidangan secangkir kopi.
Terlupakan! Kedai kopi tempat temu janji ini berlokasi di Jalan Dr Soedarsono, Kota Banjar tidak jauh dari Greja Pentakosta Zaitun. Sejatinya kafe ini belum resmi dibuka untuk umum, rencana peresmian kafe pada tanggal 2 Mei 2018 pada jam 3 sore mendatang (dua hari lagi). Kafe ini akan diberi nama Kopi Warisan Eyang. Namanya yang unik, semoga mendapatkan keberuntungan! Menurut rencana yang saya dengar dari Andri dan Fadil bahwa kafe ini tidak hanya menjual kopi saja melainkan minuman lainnya misalnya Thai Tea atau disebut juga teh Thailand yang akhir-akhir ini menjadi viral. Beberapa menu panganan kecil juga akan tersedia utamanya panganan khas jaman dulu misalnya kue cucur, cenil/cethil dan panganan tradisional lainnya. Saya juga mendapatkan bocoran harga yang kafe ini tawarkan kepada pengunjung.
Bocoran Harga Yang Didapatkan Dari Telpon Genggam Pintar Milik Andri |
Kafe ini sangat unik dengan dekorasi nuansa kayu, lampu pijar kuning dengan tutup khas kafe dan bangku tinggi terbuat dari kayu. Tersedia beberapa bangku tinggi dan juga tersedia bangku pendek beserta meja dari kayu. Dekorasi, properti dan warna sangat kental akan nuansa kafe yang cukup mahal dan mewah.
Berbagai jenis kopi diolah sebagai tester oleh mereka berdua, selain kopi mereka juga membuat Thai tea untuk memperoleh rasa yang pas. Tak diragukan kembali kemampuan mereka berdua dalam mengolah kopi, terlebih Andri yang pernah menjadi barista di salah satu kafe di Tasikmalaya. Ya tentunya mereka satu ikatan yang saling mengisi kekurangan dan kelebihan.
Bisa dikatakan kami bertiga adalah orang yang aji mumpung karena mendapatkan kopi dengan cara gratis! Bayangkan saja jika saya membeli lebih dari 10 cangkir kopi dan Thai tea dengan kisaran harga Rp 15.000 - Rp 20.000! Bisa-bisa jual celana untuk melunasi tagihan minum kopi dan teh!. Saking aji mumpung-nya semua jenis kopi dan Thai tea saya minum hingga perut kembung dan dada berdebar karena kelebihan zat kafein! Balasan orang rakus! Tapi gimana lagi orang sudah dibuatkan...ya diminum saja daripada mubazir dibuang!. Ternyata deg-degan masih terasa sampai pagi hari menjelang siang, ya maklum minum lebih 10 gelas kopi! Hahahaha!.
Andri Berada Di Belakang Saya |
Berbagai ilmu, pengalaman, saran dan candaan berakhir pada jam 12 malam, Kota Banjar seakan ikut mengantuk malam itu. Kami bertiga pamit untuk pergi terlebih dahulu sebelum mereka meng-gembok tirai kafe. Ucapan terima kasih untuk mereka berdua atas ilmu dan pengalaman yang berharga!
Komentar