Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Filsafat Puasa: Puasa Dan Adab Berilmu

Pendidikan adalah harapan bangsa

Salah satu kenikmatan yang didapatkan dari bulan ramadan adalah banyaknya majelis ilmu, baik di media maupun kehidupan nyata yang diadakan khusus pada bulan ramadan ini. Kita seharusnya memanfaatkan majelis-majelis ilmu yang diadakan tersebut, karena Allah menyukai majelis ilmu dan majelis dzikir. Ada baiknya kita mengikuti majels ilmu tersebut dengan menata mental kita, menata ahlak kita sebagai seorang pencari ilmu. Karena jika salah mental dan salah ahlak maka ilmu tidak akan memberikan manfaat bagi kita. 

Ada hadist yang mengindikasikan adanya kesalahan dalam niat menuntut ilmu, berikut terjemahan hadist yang diriwayatkan oleh Trimidzi dan Ibn Majah: "Barang siapa yang mencari ilmu hanya untuk berdebat dengan orang pintar/ulama atau untuk digunakan sewenang-wenang untuk menaklukan orang bodoh, atau untuk popularitas, justru Allah akan memasukan-nya ke neraka". Ternyata ada orang mencari ilmu ternyata membuatnya masuk ke dalam neraka karena tujuannya untuk menang-menangan atau menaklukan orang bodoh, untuk berdebat sehingga dia memamerkan ilmunya. 

Mbah Kyai Hasyim Azhari pernah membuat buku yang berisikan tutunan ahlak untuk para pencari ilmu. Menurutnya seorang pencari ilmu harus memperhatikan ahlak, siapa pun dia, ahlak guru terhadap murid, ahlak pada rasul dan ahlak pada Allah. Ada beberapa yang harus digaris bawahi untuk pencari ilmu yakni:

1. Atur kembali niat mencari ilmu, jangan sampai niat mencari ilmu untuk yang jelek-jelek, balas dendam, menipu, demi rasa untuk memenuhi rasa iri, rasa hasud, untuk mengalahkan kita yang pinter dan sebagainya. Niatnya mencari ilmu seharusnya hanya mencari ridho Allah dan memanfaatkan-nya demi kemanfaatan dan kemaslahatan manusia . Jadi setiap ke majelis ilmu niatnya harus mencari ridho Allah. Mencari itu wajib bagi setiap muslim, tapi dapat atau tidaknya ilmu itu tergantung Allah. Belajar juga wajib bagi setiap muslim, tapi dapat apa dari belajar itu hak preogratif dari Allah. Ada yang belajar sudah lama belum paham-paham, ada yang belajar sebentar langsung paham. Biasanya orang yang mencari ridho Allah selalu mencintai syariat dan bukan membenci syariat, atau menjauh dari syariat. 

2. Berusaha untuk menerangi batin-nya, bukan hanya solat, puasa tapi tanha anil fahsa wa munkar, mengendalikan diri, mengendalikan hawa nafsu, dan tidak terikat oleh harta. 

3. Tidak bertujuan dengan hal-hal yang berhubungan dengan duniawi, niatnya bukan untuk gelar, bukan untuk dipuji orang, atau mengalahkan saingan. Maka jika ada niat sedikit tentang hal tersebut akan menjauhkan ridhonya Allah.

Di kitab karangan mbah Kyai Hasyim juga menjelaskan dimensi adabnya seseorang saat mencari ilmu. Diantaranya:
1. Bersegera, tidak menunda-nunda, begitu ada kesempatan kita langsung hadir tanpa pertimbangan-pertimbangan lainnya karena majelis ilmu itu dicintai Allah, dan setiap ilmu itu bermanfaat.
2. Konaah, tidak banyak tuntutan, tidak banyak keinginan dan angan-angan. Saat kita hendak menghadiri majelis ilmu biasanya kita dihantui oleh banyak angan-angan dan keinginan, sehingga saat majelis ilmu berlangsung kadang kita tidak cocok dengan topik pembicaraan atau ustadz/pembicaranya tidak cocok. Orang yang terlalu banyak menuntut dan berangan-angan akan tidak mendapatkan ilmu yang sempurna.
3. Membagi waktu dan memanfaatkan waktu, karena kuncinya mendapatkan ilmu adalah memanfaatkan dan mengolah waktu.
4. Jangan terlalu banyak makan dan minum.
5. Wira'i, tidak sembrono, tidak sembarangan dalam bertutur dan tidakan agar tidak merusak harga diri.
6. Mengurangi tidur, bukan berarti tidak tidur. Mengurangi tidur (tidur secukupnya) ini dalam rangka menambah wawasan keilmuan.
7. Menjaga pergaulan dari hal-hal yang menurunkan semangat keilmuan.

Siksaan ilmu pengetahuan adalah hati yang mati, hati yang mati adalah mencari cintanya harta dunia dengan perbuatan-perbuatan akherat ~ Hassan Al Basri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d