Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Filsafat Puasa: Puasa Dan Problem Lingkungan


Alam semesta layaknya anak yang harus dibina, dicintai dan dirawat

Dunia hari ini diatur dan ranah pusatnya berada di peradaban barat. Peradaban barat ini termasuk negara-negara Eropa dan Amerika, kita akui kebudayaan mereka sedang dalam kejayaan sementara umat Islam (peradaban timur) sedang mengejarnya. Mari kita muhasabah kejayaan peradaban hari ini, banyak tokoh, filsuf yang mengkritik dunia modern hari ini. Jangan dikira perkembangan yang pesat dan maju ini hanya melahirkan kemudahan-kemudahan, kesenagan-kesenangan, dan keamanan. Karena tidak terkontrolnya perkembangan itu sehingga menimbulkan berbagai gejala-gejala kerusakan, bencana dan banyak tragedi. Hari ini kita cemas alam semesta dalam krisis, polusi Udara, banjir, pemanasan global, konflik sosial, perang dan yang lainnya. 

Syeh Hussain Nasr berpendapat bahwa masalah-masalah kita pada dunia modern ini bukan karena kita tertinggal, tapi justru terlalu maju (over development), menurutnya juga manusia modern saat ini ingin membunuh Tuhan dan meniadakan akherat dan merasa hidup cukup dengan roti saja. Dari situlah manusia merasa sebagai "tuhan" seperti eksploitasi habis-habisan Dan dampaknya ke manusia itu sendiri, harusnya kita sebagai perawat alam (khalifah) bukan mendzolimi alam semesta. Kata beliau juga "Di dunia tradisional yang lama alam semesta diposisikan sebagai istri yang disayangi, tetapi kehidupan barat modern menjadi alam sebagai prostitusi (pelampiasan untuk kesenangannya)".

Manusia dan alam raya

Banyak banjir, tanah longsor itu akibat manusia-manusia sombong yang menjadikan dirinya sebagai penikmat alam semesta saja, padahal posisinya tinggi sebagai khalifah (pengurus alam). Islam mempunyai rumus-rumus untuk menjaga alam, mari kita jelajahi rumus dan perinsip itu untuk menghadapi alam lingkungan:

1. La dororo wala diror (Jangan merusak, jangan mengacaukan) apapun perilaku kita yang melahirkan kerusakan di bumi itu adalah prilaku yang tidak islami, kadang ada pohon di hutan digunduli sehingga menyebabkan banjir.

2. Tashir (menundukkan) berarti kita menenundukan alam semesta, tapi bukan menaklukan/menundukkan untuk hal yang sewenang-wenang menguasai, tapi menguasai untuk bisa memelihara dan melestraikan. Untuk menjadi khalifah yang bisa melestraikan dan merawat alam diperlukan penaklukan dengan ilmu-ilmu tertentu (ilmu biologi, arsitektur, lingkungan dll). 

Pohon sebagai pelindung dari rusaknya oksigen

3. Istihlaf, tanggung jawab terhadap alam semesta dengan pemeliharaan alam raya.
Perkembangan ilmu hari ini lupa akan ke-tiga rumus-rumus di atas sehingga produk-produk sains manusia berimbas hancurnya banyak hal pada bumi misalnya polusi, pemanasan global, punahnya spesies tertentu.

Untuk menjadi khalifah di muka bumi sebagai wakil Tuhan ada tiga hal yang harus dilakukan: 1. Mengambil manfaat dengan batas tertentu untuk kemanfaatan dan kesejahteraan manusia 2. Mengambil pelajaran (iktibar) 3. Memelihara kelestarian alam.

Semoga dengan ini kita menjadi khalifah yang selalu melestraikan alam semesta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d