Alam semesta layaknya anak yang harus dibina, dicintai dan dirawat |
Dunia hari ini diatur dan ranah pusatnya berada di peradaban barat. Peradaban barat ini termasuk negara-negara Eropa dan Amerika, kita akui kebudayaan mereka sedang dalam kejayaan sementara umat Islam (peradaban timur) sedang mengejarnya. Mari kita muhasabah kejayaan peradaban hari ini, banyak tokoh, filsuf yang mengkritik dunia modern hari ini. Jangan dikira perkembangan yang pesat dan maju ini hanya melahirkan kemudahan-kemudahan, kesenagan-kesenangan, dan keamanan. Karena tidak terkontrolnya perkembangan itu sehingga menimbulkan berbagai gejala-gejala kerusakan, bencana dan banyak tragedi. Hari ini kita cemas alam semesta dalam krisis, polusi Udara, banjir, pemanasan global, konflik sosial, perang dan yang lainnya.
Syeh Hussain Nasr berpendapat bahwa masalah-masalah kita pada dunia modern ini bukan karena kita tertinggal, tapi justru terlalu maju (over development), menurutnya juga manusia modern saat ini ingin membunuh Tuhan dan meniadakan akherat dan merasa hidup cukup dengan roti saja. Dari situlah manusia merasa sebagai "tuhan" seperti eksploitasi habis-habisan Dan dampaknya ke manusia itu sendiri, harusnya kita sebagai perawat alam (khalifah) bukan mendzolimi alam semesta. Kata beliau juga "Di dunia tradisional yang lama alam semesta diposisikan sebagai istri yang disayangi, tetapi kehidupan barat modern menjadi alam sebagai prostitusi (pelampiasan untuk kesenangannya)".
Manusia dan alam raya |
Banyak banjir, tanah longsor itu akibat manusia-manusia sombong yang menjadikan dirinya sebagai penikmat alam semesta saja, padahal posisinya tinggi sebagai khalifah (pengurus alam). Islam mempunyai rumus-rumus untuk menjaga alam, mari kita jelajahi rumus dan perinsip itu untuk menghadapi alam lingkungan:
1. La dororo wala diror (Jangan merusak, jangan mengacaukan) apapun perilaku kita yang melahirkan kerusakan di bumi itu adalah prilaku yang tidak islami, kadang ada pohon di hutan digunduli sehingga menyebabkan banjir.
2. Tashir (menundukkan) berarti kita menenundukan alam semesta, tapi bukan menaklukan/menundukkan untuk hal yang sewenang-wenang menguasai, tapi menguasai untuk bisa memelihara dan melestraikan. Untuk menjadi khalifah yang bisa melestraikan dan merawat alam diperlukan penaklukan dengan ilmu-ilmu tertentu (ilmu biologi, arsitektur, lingkungan dll).
Pohon sebagai pelindung dari rusaknya oksigen |
3. Istihlaf, tanggung jawab terhadap alam semesta dengan pemeliharaan alam raya.
Perkembangan ilmu hari ini lupa akan ke-tiga rumus-rumus di atas sehingga produk-produk sains manusia berimbas hancurnya banyak hal pada bumi misalnya polusi, pemanasan global, punahnya spesies tertentu.
Untuk menjadi khalifah di muka bumi sebagai wakil Tuhan ada tiga hal yang harus dilakukan: 1. Mengambil manfaat dengan batas tertentu untuk kemanfaatan dan kesejahteraan manusia 2. Mengambil pelajaran (iktibar) 3. Memelihara kelestarian alam.
Semoga dengan ini kita menjadi khalifah yang selalu melestraikan alam semesta.
Komentar