Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Filsafat Puasa: Puasa Dan Kesadaran Ilmu

Seorang juru masak mungkin akan awam pada dunia pertanian, namun ia ahli dalam bidang olah makanan

Puasa sudah seminggu dilaksanakan, mungkin menambah kesadaran-kesadaran dan menambah wawasan ilmu. Kadang kita lupa dan terlalu sibuk dalam segala urusan sehingga lupa mengambil banyak pelajaran, padahal tujuan hidup selain menjalaninya juga mengambil iktibar (pengajaran/pertimbangan). Kadang kita terlalu asyik dalam menjalani tanpa mengambil iktibar, baik dalam kehidupan sosial maupun agama. Wahyu pertama pada kata pertama yang turun kepada Rasulullah adalah iqra (bacalah), dimana pertama-tama nabi diperintah untuk membaca, pasti perintah itu untuk mengambil iktibar dalam kehidupan karena yang dimaksud Jibril bukan membaca teks, nas, atau sebuah mushaf karena saat itu belum ada. Jibril menyuruh nabi untuk iqra atau ambil-lah pelajaran dari kehidupan ini. Maka pada kesempatan ramadan ini ambil-lah pelajaran-pelajaran, ilmu-ilmu dari kehidupan kita selama ini termasuk dalam agama. 

Agama merupakan dasar keimanan, namun keimanan akan lebih kuat, lebih luar biasa jika didasari dengan akal/rasio. Menurut Imam Al Ghazali dalam masyarakat terdapat tiga kelas dalam keberimanan: Ada orang yang beriman tanpa bertanya, ada orang yang beriman kemudian memepertanyakan dasar rasional-nya dan ada juga orang yang beriman yang memepertanyakan kerasioanalan dan mengejar bukti-bukti dalam kehidupan beragama sehari-hari. Ke-tiga-nya benar hanya iman tanpa bertanya akan lebih kuat jika bertanya dengan kerasioanalan dan bisa kuat lagi jika semua dijalankan. 

Ghazali juga mengklasifikasikan keimanan dalam beberapa kelas diantaranya kelas awam. Hampir semua dari kita harua ngaku jadi awam, hanya gaya kita saja yang merasa menjadi orang khusus. Menurut Ghazali bahwa orang awam berperilakulah seperti orang awam, sama halnya dengan ala yang ia tulis pada kitab karangan-nya. Pada kitab tersebut menyebut bahwa orang awam, jadilah orang awam tanpa ikut dalam majelis atau diskusi yang bukan porsinya atau wilayah-nya, karena akan menimbulkan sesat menyesatkan. Ghazali mengatakan "wahai orang-orang awam kalau dalam agama kalau memang awam tidak usah merasa diri sebagai intelektual, orang khusus ataupun elit agama". 

Menurut Ghazali orang awam dilarang melakukan berberapa hal diantaranya: Pertama, orang awam hanya bisa taqdis (menyucikan Allah), segalanya dikembalikan pada Allah karena orang awam tidak tahu apa-apa dan mendiskusikan juga bukan makam-nya. Ke-dua, Al iman attasdiq percaya dan membenarkan, dalam hal ini orang awam tidak usah mengomentari. Hari ini sangat berbanding terbalik dimana orang awam selalu mengomentari hal yang bukan wilayah-nya, termasuk mengomentari hal agama dalam ranah yang lebih spesifik dan detail meskipun sifatnya copy paste. Ke-tiga yakni mengakui kelemahan, dimana pada hari ini banyak orang merasa pintar, merasa berkuasa namun jika kita awam harusnya mengakui kelemahan kita. Ke-empat yakni tidak memepertanyakan atau tidak ngeyel, mendebat dalam bertanya, apalagi mencari-cari kesalahan orang yang menjawabnya. Ke-lima orang awam tidak boleh mengolah kalimat atau lafaz, memahami sendiri na's, memahami ayat, ini harus hati-hati karena orang awam tidak mempunyai kapasitas untuk itu. 

Dari uraian di atas kita harus sadar diri sebagai orang awam, hari ini banyak kekacauan-kekacauan karena orang tidak paham makam-nya (wilayah-nya). Tidak memalukan saat kita menyadari dan mengakui sebagai orang awam, karena manusia itu terbatas. Orang awam mungkin awam terhadap bidang tertentu, namun professional atau ahli dalam bidang lain. Misalnya seorang dokter tentunya ahli dalam bidang kesehatan, namun belum tentu ahli dalam bidang perdagangan atau pertanian. 

Semoga dengan ini kita selalu ingat dan sadar akan makam-nya masing-masing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d