Manusia dan karakternya |
Diantara manfaatnya puasa, dari lemasnya tubuh kita, dari tidak bergairahnya tubuh kita, itu akan membatasi gerak sosial kita. Aktifitas jalan-jalan, bergaul ke sana kemari, berhubungan dengan semua orang pada hari-hari biasa. Menurut saya kadang-kadang kita butuh membatasi diri untuk tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang lain, selain kita butuh waktu-waktu private untuk diri kita sendiri, mungkin untuk tafakkur, muhasabah dan lain sebagainya.
Kadang kita dituntut oleh pekerjaan, sosial kemasyarakatan untuk selalu berinteraksi dengan orang lain, kadang kita juga menemukan orang-orang yang menjatuhkan spiritualiatas kita, menjatuhkan semangat keagamaan dan menjauhkan diri dari Allah. Diakui atau tidak dari teman-teman atau rekan lainnya mempunyai karkater seperti ini, memang kita susah jika sangat selektif memilih teman, mungkin kita akan dianggap arogan, sombong, angkuh dalam memilih teman, tapi tidak ada salahnya jika kita selektif memilih teman khususnya pada waktu-waktu tertentu kita agak menjauh dari orang-orang yang mempunyai karakter tersebut. Kadang-kadang dalam bergaul sedikit banyak kita terpengaruh oleh watak dan karakter orang lain, hal ini membuktikan bahwa manusia itu lemah.
Imam Al Ghazali dalam buku karangan-nya memberikan beberapa rumus cara bergaul dengan orang-orang yang mempunyai karakter seperti yang disebutkan di atas. Kalau tidak hati-hati bergaul dengan mereka mungkin akan merpotkan kita sendiri. Berikut beberapa rumusnya:
1. Tidak ikut serta berbicara lama, dengan membatasi durasi pembicaraan maka akan membatasi kita menyerap karakter mereka, kita jadi tidak sempat terpengaruh oleh karakter buruk mereka. Jadi berinteraksi dengan mereka boleh-boleh saja tapi jangan lama-lama agar tidak terpengaruh.
2. Abaikan ucapan-ucapan dusta mereka, karena diantara mereka adalah orang bodoh maka isi pembicaraan biasanya ada berberapa yang mengandung dusta atau kebohongan. Jadi saat berbicara dengan mereka jangan ambil dengan serius atau diambil hati, karena mereka level-nya memang di situ. Abaikan saja jangan sampai mempengaruhi hidup kita.
3. Abaikan ucapan-ucapan buruknya, biasanya isi pembicaraan mereka mengandung atau mengambil kosakata-kosakata yang jelek atau buruk, dan itu juga harus kita abaikan. Khawatir-nya kosakata-kosakata yang buruk akan menjadi refrensi dan tersimpan di otak kita. Sehingga pada suatu ketika saat kondisi tertentu kita mengeluarkan koleksi kosakata-kosakata buruk itu. Misalnya ada orang baik-baik pada saat dicaci-maki dan dirinya tidak tahan hingga dia membalas dengan kata-kata kasar yang sebelumnya dia tidak pernah gunakan.
4. Berusaha untuk tidak sering bertemu dan tidak sering butuh atau keperluan, bukan berarti merendahkan mereka, tapi demi kualitas kehidupan beragama, kualitas spiritual yang kita miliki. Jadi kalau kita masih merasa lemah maka berusalah untuk tidak sering berinteraksi dengan mereka, terlebih lagi kalau sudah dijerat kebutuhan. Biasanya orang yang mempunyai keperluan atau kebutuhan harus sering berinteraksi, bergantung, dengan orang yang dibutuhkan.
5. Menginggatkan mereka, kalau ada kemungkaran, kesesatan, kedustaan yang mereka sampaikan, ayo di-ingatkan secara lemah lembut. Pemberian nasehat diharapkan saat waktu-waktu tertentu dimana mereka mempunyai kemungkinan untuk menerimanya, Kita harus melihat situasi agar nasehat itu diterima dengan baik dan jangan membuat konflik baru atau ketegangan baru karena masalah nasehat yang kurang pas timing-nya.
Tipe-tipe teman yang harus dipilih:
1. Manusia jenis makanan, manusia jenis ini yang selalu kita butuhkan, bahkan kita harus dekat dengannya.
2. Manusa jenis obat, manusia jenis ini yang diperlukan hanya sewaktu-waktu saja, tidak untuk dibutuhkan tiap hari.
3. Manusia jenis penyakit, dimana manusia tersebut sebagai tantangan, ujian dari Allah.
1. Manusia jenis makanan, manusia jenis ini yang selalu kita butuhkan, bahkan kita harus dekat dengannya.
2. Manusa jenis obat, manusia jenis ini yang diperlukan hanya sewaktu-waktu saja, tidak untuk dibutuhkan tiap hari.
3. Manusia jenis penyakit, dimana manusia tersebut sebagai tantangan, ujian dari Allah.
Dari ke-tiga tipe manusia tentu saja tiap hari kita selalu menemukan-nya, semua adalah tantangan bagi kita yang harus dijalani dengan baik.
Komentar