Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Filsafat Puasa: Puasa Dan Ahlak

Kalau berbicara ibadah lahir yang namanya puasa sebagai mana ibadah yang lain, kita harus ingat aspek lahiriah dari ibadah itu masih lima puluh persen-nya karena yang lima puluh persen-nya lagi adalah aspek batin-nya. Kalau kita jeli hampir semua ayat tentang ibadah selalu dikaitkan dengan aspek batin-nya. Aspek batin dalam bahasa filsafat-nya berarti aspek rohani atau aspek ahlaknya. Solat selalu dikaitkan dengan tanha anil fahasa wa munkar, zakat dikaitkan dengan takziah, kemudian haji dikaitkan dengan persaudaraan, mujahaddah, pengabdian total pada Allah dan sebagainya. Termasuk puasa yang sering disebut mempunyai dimensi batin yakni menahan diri. Kesimpulannya tidak ada ibadah lahir yang tidak mempunyai aspek batin, dua-duanya harus sejalan. Batin saja, tidak ada lahirnya maka kehilangan manifestasi, kehilangan ekspresi dan kehilangan bukti riil/nyata. Sementara jika lahir saja tanpa batin maka akan kehilangan nilai. Seperti ilustrasi cinta yang tidak diekpresikan di level nyata (tidak pernah kirim salam, tidak pernah apel, tidak pernah menjemput dll). Sebaliknya lahir saja tidak ada batinya maka tidak ada nilainya,  seperti orang yang selalu kirim salam, selalu apel, selalu memberi namun tidak ada rasa cinta dalam hatinya. 

Pada bulan ramadan ini, marilah kita jadikan puasa sebagai media pendidikan batin atau media pendidikan ahlak. Karena ahlak adalah tujuan yang diemban oleh Rasulullah (sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan ahlak yang mulia). Ahlak kata dari kata halaqah dan satu akar kata dari halaq (ciptaan), cuma kata halaq sifatnya ijbari dan huluq sifatnya ikhtiari. Ciptaan atau halaq itu kalau wajah kita jelek itu tidak masalah karena karunia Allah (pemberian Allah) yang patut disyukuri, semisal lagi fisik kita tidak sempurna itu bukanlah sebuah dosa karena bersifat ijbari, kita tidak andil dalam pembuatan ataupun penciptaan. Sementara huluq atau ahlak bersifat ikhtiari (pilihan) kita harus memilih mana baik mana buruk.

Saling membantu dalam kebaikan adalah ahlak mulia

Rumus ahlak menurut Al Ghazali adalah bukan sesuatu yang insendental, tetapi ahlak sesuatu yang menetap dalam diri sumbernya pengetahuan tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan. Jadi ahlak itu spontan, stabil tertanam di dalam diri. Mungkin Allah memberikan rentang waktu selama satu bulan itu dalam rangka membiasakan kita mampu menahan diri, mampu menanamkan dalam diri kita kemampuan untuk menahan diri. Karena memang ahlak mulia itu ditanamkan dan dibiasakan, tidak semata-mata diajarkan.Ada gambaran menarik dari tokoh sufi yakni Syekh Junaed Al Baghdadi jika kita belajar akhlak dari para nabi, kata syaikh Junaed "hampir semua nabi mempunyai ahlak mulia yang baik".

Nabi Ibrahim = Murah hati karena ceritanya nabi Ibrahim ini sangat dermawan, apa yang beliau miliki diberikan. Bahkan beliau diuji oleh Allah, putranya nabi Ismail yang diminta (dikurbankan) juga beliau berikan. Jadi kemurahan hati nabi Ibrahim sangat dikenal. Bahkan nabi Ibrahim juga meninggalkan istri dan anaknya di tengah padang pasir atas perintah Allah. Atas perintah Allah-lah beliau tidak pernah ragu untuk melaksanakannya. Ada cerita juga Nabi Ibrahim selalu mencari teman saat makan meskipun porsi makanan yang ada hanya cukup untuk beliau saja. 

Dari putra nabi Ibrahim, Nabi Ismail kita juga bisa belajar ahlak yang baik yakni ridho atas takdir. Kalau dilihat riwayat hidup nabi Ismail ini, ditinggal di tengah padang pasir, kemudian ada ujian dimana beliau akan disembelih oleh ayahnya sendiri. Ujian demi ujian beliau terima dengan ridho karena perintah dari Allah. Ridho atas takdir adalah sesuatu yang cukup sulit terlebih manusia saat ini yang selalu komplain, mengeluh pada setiap kenikmatan dan fasilitas yang diberikan dari Allah. 

Belajar kesabaran kita peroleh dari nabi Yakub. Digambarkan bahwa nabi Yakub awalnya konglomerat, hartanya luar biasa banyak, punya banyak anak dan istri. Lalu mendapatkan ujian, semuanya terbalik. Anak-anaknya sementara meninggal dunia, hartanya habis dan bahkan beliau mendapatkan penyakit yang sangat menyedihkan sehingga masyarakat yang dekat dengan beliau tidak kuat berdekatan. Sehingga beliau terasing dari masyarakat, tapi nabi Yakub tetap dengan kesabaran-nya. Itulah keistimewaan dari nabi Yakub. 

Dari nabi Zakaria, kita belajar kemampuan komunikasi yang baik. Digambarkan nabi Zakaria mempunyai kemampuan baik pada komunikasi simbolik atau isyarat. Ini menyimpulkan bahwa ada orang yang berakhlak mulia adalah mampu berkomunikasi dengan baik, tidak melukai atau menyakiti perasaan orang lain dengan omongan atau pembicaraan dari mulut kita.  

Belajar dari nabi Yahya adalah uzlah dimana seseorang yang aktif, progresif tapi mengambil jarak dari dunia ramai. Tidak tergoda dan tidak tertipu oleh dunia, itulah pelajaran ahlak dari nabi Yahya. Kita juga belajar kesederhanaan pada nabi Musa, dimana nabi Musa digambarkan berbaju berbahan wol, bahan yang menurut logika masa itu adalah bahan yang paling sederhana. Baju wol inilah yang dipakai simbol oleh para sufi. Padahal nabi Musa sendiri adalah anak angkatnya raja (anak angkat firaun), namun beliau mengembara kemana-mana dengan mengenakan baju sederhana. 

Pelajaran mengembara dari nabi Isa. Jika dipahami lebih jauh mengembara ini maksudnya jauh atau luas wawasan-nya tidak sempit, mengerti banyak perspective, mengerti alternative hidup, alternative berfikir. Dalam bahasa anak sekarang kita harus banyak pinik, baik pinik fisik (observasi lingkungan/tempat) maupun piknik rohani (ilmu pengetahuan) sehingga wawasan-nya luas, tidak sempit, mengerti aneka ragam cara hidup dan mengetahui model-model dalam alam semesta. 

Terakhir syeh Junaed mengatakan untuk belajar kerendahan hati harus belajar dari nabi Muhammad. Kerendahan hati adalah sifat yang amat mulia yang dimiliki Rasulullah, padahal beliau orang yang dipentingkan, diagungkan oleh para sahabat dan umatnya. Kalau kita mengaku sebagai umat nabi Muhammad seharusnya kita mau untuk bisa berendah hati. 

Ada pelajaran terakhir dari Imam Al Ghazali dimana kita harus berjihad pada nafsu, walaupun jihad nafsu pada bulan puasa ini waktunya terbatas. Tapi marilah kita selalu menempa ahlak kita dengan baik dengan cara bergabung pada orang yang pintar, mendatangi majelis ilmu. Karena ilmulah yang akan meluaskan pikiran, tempaan ahlak yang baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...