Ketenangan Dan Kejernihan |
Puasa yang sudah berjalan seminggu ini semoga menjadikan pikiran kita jernih. Kejernihan pikiran dan hati kita akan menjadi bekal setelah puasa selesai dan seterusnya, karena kuncinya hidup ini sumbernya dari kejernihan hati dan pikiran. Kejernihan hati hati muncul pada saat mematuhi perintah dan larangan dari Allah, karena di balik perintah dan larangan ada hikmah antara lain kejernihan rohani. Kejernihan pikiran akan lahir jika kita selalu belajar berpikir secara benar, memasukan informasi-informasi yang benar dalam hidup kita.
Alquran dalam banyak ayat mendorong dan menyinggung untuk berpikir yang benar. Dalam banyak ayat alquran ditemukan afala taqilun, afala tattakalun itu mendorong manusia untuk berpikir yang benar. Kenapa berpikir yang benar adalah penting? Karena satu-satunya alat manusia untuk bekal utama untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya menjadi khalifah (pemimpin/penjaga di bumi) adalah akal, selain petunjuk teknis atau pedoman hidup kitab suci alquran. Oleh karena itu ada baiknya kita belajar berpikir secara benar.
Hari ini banyak orang yang mampu berpikir secara benar, namun dia memilih berpikir tidak benar demi kepentingan-kepentingan tertentu. Hal ini disebabkan oleh hati yang tidak jernih. Akal yang jenih tanpa hati yang tidak jernih akan digunakan untuk menjustifikasi perbuatan-perbuatan yang jelek. Hati yang jernih namun akal tidak jernih maka kita akan keliru menganggap kebenaran dan kebaikan yang kita yakini ternyata salah. Dalam sejarah filsafat ada dua orang yang mempunyai kesalahan berpikir:
1. Golongan Sofis, orang-orang pada kelompok ini mampu berpikir benar, canggih dan rasional, namun orang-orang ini dengan sengaja melakukan kesalahan-kesalahan, kekeliruan-kekeliruan dalam berpikir demi kepentingan tertentu, di luar kebenaran itu. Bisa disebut kaum sofis ini adalah kaum bayaran.
2. Golongan Paralogi, orang-orang yang salah dalam berpikir, namun dirinya tidak sadar bahwa dirinya salah dalam berpikir.
Dalam ilmu logika ada namanya kesalahan-kesalahan yang bersumber dari luar diri kita. Kalau kesalahan-kesalahan yang bersumber dari dalam diri biasanya hanya teknik berpikirnya. Namun yang dari luar diri sering sangat berpengaruh diantara faktornya adalah:
1. Kebiasaan adat tradisi yang mampu mengubah cara kita dalam berpikir.
2. Otoritas atau orang yang kita percayai. Entah itu orang pada level apa, seringnya kita hanya ikut saja.
3. Emosi, sedang sangat marah, sangat sedih, sangat suka atau benci terhadap sesuatu. Itu membuat pikiran tidak jernih.
4. Keterbatasan fisik, sangat lapar, sangat kenyang atau sakit.
2. Otoritas atau orang yang kita percayai. Entah itu orang pada level apa, seringnya kita hanya ikut saja.
3. Emosi, sedang sangat marah, sangat sedih, sangat suka atau benci terhadap sesuatu. Itu membuat pikiran tidak jernih.
4. Keterbatasan fisik, sangat lapar, sangat kenyang atau sakit.
Dari ke-empat faktor tersebut membuat kita sukar untuk berpikir jernih. Kadang tuntutan problem solving juga menjadi faktor penyebabnya. Dalam Alquran disebutkan afala taqilun, afala tattakalun itu agar kita berhati-hati dalam berpikir dan tidak mudah terpengaruh.
Ada beberapa yang dicatat pada kehidupan sehari-hari, selain cara berpikir logis, ada kita sering salah karena terjebak hal-hal berikut:
1. Banyak yang keliru mana benar mana salah karena tertipu oleh bahasa. Bahasa yang terdengar asing atau ilmiah itu sering menipu kita, istilah-istilah ilmiah ini sering menjebak kita dan kita harus kritis. Tidak selalu bahasa yang terdengar ilmiah itu benar-benar ilmiah, tidak selalu bahasa yang terdengar keren itu keren.
2. Pernyataan tegas dan berani, kadang pernyataan tegas dan berani membuat orang otomatis percaya dengan kebenaranya. Namun tidak selalu pernyataan yang berani berisi kebenaran.
3. Jika ada pikiran yang aneh biasanya orang menganggap itu tidak benar. Dan itu adalah kesalahan dalam berpikir karena pikiran yang aneh itu bisa salah bisa tidak.
4. Tidak bisa membedakan gosip, rumor atau realitas. Kalau sesuatu itu viral itu tidak mesti benar dan real.
5. Kebenaran-kebenaran yang sulit dijelaskan atau orang tidak mampu menjelaskan hal tersebut padahal hal tersebut terjadi dan fakta.
6. Susah membedakan kebenaran dan kebetulan. Biasanya orang menganggap kebenaran adalah hakiki, sementara kebetulan adalah insidensial dan kebenaran itu ilmiah dan kebetulan itu tidak ilmiah.
7. Orang hanya memilih hal yang penting-penting saja bagi dirinya.
8. Cara berpikir yang absurd, misalnya makan es krim itu membuat gemuk, kegemukan itu membuat sakit jantung, sakit jantung menyebabkan kematian. Kesimpulannya makan es krim menyebabkan kematian.
9. Banyak orang yang menggunakan logika simple atau jalan mudah. Sehingga tidak paham dimensi pada sebuah realitas yang kompleks.
1. Banyak yang keliru mana benar mana salah karena tertipu oleh bahasa. Bahasa yang terdengar asing atau ilmiah itu sering menipu kita, istilah-istilah ilmiah ini sering menjebak kita dan kita harus kritis. Tidak selalu bahasa yang terdengar ilmiah itu benar-benar ilmiah, tidak selalu bahasa yang terdengar keren itu keren.
2. Pernyataan tegas dan berani, kadang pernyataan tegas dan berani membuat orang otomatis percaya dengan kebenaranya. Namun tidak selalu pernyataan yang berani berisi kebenaran.
3. Jika ada pikiran yang aneh biasanya orang menganggap itu tidak benar. Dan itu adalah kesalahan dalam berpikir karena pikiran yang aneh itu bisa salah bisa tidak.
4. Tidak bisa membedakan gosip, rumor atau realitas. Kalau sesuatu itu viral itu tidak mesti benar dan real.
5. Kebenaran-kebenaran yang sulit dijelaskan atau orang tidak mampu menjelaskan hal tersebut padahal hal tersebut terjadi dan fakta.
6. Susah membedakan kebenaran dan kebetulan. Biasanya orang menganggap kebenaran adalah hakiki, sementara kebetulan adalah insidensial dan kebenaran itu ilmiah dan kebetulan itu tidak ilmiah.
7. Orang hanya memilih hal yang penting-penting saja bagi dirinya.
8. Cara berpikir yang absurd, misalnya makan es krim itu membuat gemuk, kegemukan itu membuat sakit jantung, sakit jantung menyebabkan kematian. Kesimpulannya makan es krim menyebabkan kematian.
9. Banyak orang yang menggunakan logika simple atau jalan mudah. Sehingga tidak paham dimensi pada sebuah realitas yang kompleks.
Komentar