Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Filsafat Puasa: Puasa Dan Muhasabah

Puasa memberikan banyak ruang dan waktu untuk melakukan muhasabah atau instropeksi diri. Muhasabah adalah sesuatu yang penting dimana moment-moment ini dilakukan sendiri untuk menghitung-hitung sudah benar atau belum, sudah baik atau belum semua yang kita lakukan selama ini. Para da'i juga pernah mengatakan hisablah dirimu sebelum dihisab, dalam bahasa inteleknya intropeksi diri, kalau bisa saat sahur kita hitang-hitung kesalahan yang kita perbuat selama sehari kemarin, seminggu yang lalu, sebulan yang lalu atau tahun lalu. Apakah semua perbuatan itu cocok atau tidak dengan perinsip-perinsip kebenaran dan kebaikan yang diketahui, tujuan dari intropeksi ini bukan lain adalah untuk hidup kita tidak asal atau serius. Banyak yang kita lakukan begitu saja tanpa pertimbangan-pertimbangan rasional, kalkulasi detail akan kebenaran dan kebaikan, dan puasa memberikan moment atau kesempatan ini. 

Tugas intropeksi diri ini menginggatkan pada tokoh besar filsafat dari Yunani, namanya Socrates. Filsuf besar ini gemar jalan-jalan keliling Athena untuk mengajak orang lain untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Jadi dia tidak mengajarkan sesuatu melainkan melatih orang untuk berfikir kritis tentang kehidupannya. Konsep ini dekat dengan muhasabah dalam agama, mungkin Socrates membantu kita, karena kita kadang berpikir tidak runtut. Nah Socrates lah yang menginggatkan untuk berpikir secara runtut sehingga timbul-lah muhasabah. Allah berfirman dalam surat Al Hasr ayat 18 "Wahai orang-orang beriman, bertakwalah pada Allah dan lihatlah, intropeksilah dirimu apa yang sudah kau siapkan untuk hari esok..." Jadi itulah perintah alquran yang mengajarkan kita untuk selalu intropeksi diri.

Alam mampu menemani manusia untuk selalu berintropeksi diri

Ada beberapa kata mutiara dari Socrates:
"Hidup yang tidak diuji, yang tidak dipikirkan secara serius itu adalah hidup yang tidak berharga" kalimat tersebut seperti sindiran bahwa kadang hidup ini atau perbuatan ini dilakukan tanpa dipikirkan, tanpa mempertimbangakan baik buruknya sehingga hidup menjadi tidak berharga. Sebagai contoh kasus kadang kita memaki kepada seseorang tentang sesuatu, namun saat dipikirkan kita tidak paham tentang apa yang kita maki-maki. Contoh lain ada orang yang berkoar-koar aku Islam A, B, dan C, namun kita tidak pernah serius mengetahui apa itu Islam A atau B. Misalnya saya menganut fikih Syafiah, namun berapa banyak kitab Syafiah yang pernah dibaca, tokoh-tokoh Syafiah mana yang sudah kita kaji. Kadang kita lupa mengkaji apa yang kita bicarakan, layaknya kita hidup tidak pernah serius.

Puasa ramadan memberikan kita waktu untuk itikaf, lailatul qadar, dan sepuluh malam terakhir sebagai fasilitas untuk intropeksi diri yang diberikan Allah pada bulan ramadan. Socrates juga memberikan formula terbaik untuk menjadi pribadi yang selalu intropeksi diri, terlebih dengan kehidupan sekarang yang penuh hingar bingar informasi, banjir berita bohong atau kebanyakan posting media sosial yang kadang membuat gaduh masyarakat. Formula tersebut diberi nama Triple Filter (Tiga Saringan). Cerita triple filter ini di-ilhami dari cerita Socrates dengan temannya.

Triple Filter Socrates bisa digunakan setiap waktu

Suatu ketika Socrates didatangi temannya yang ingin menggosip...
Teman: "Hei Socrates banyak berita tentang murid-muridmu".
Socrates: "Sebentar, sebelum kamu cerita jawab dulu pertanyaan dariku".
Teman: "Apa yang ingin kamu tanyakan?!"
Socrates: "Yang pertama, apakah yang kamu omongkan pasti benar?"
Teman: "Kalau pasti benar, saya tidak tahu wong ini kabar dari orang banyak jadi ini desas-desus. Jadi saya tidak tahu benar atau tidak".
Socrates: "Okey, pertanyaan ke-dua apakah informasi yang kamu sampaikan hal yang baik?"
Teman: "Tidak, biasanya berita yang baik itu tidak viral, tidak tersebar kemana-mana. Sementara berita yang jelek selalu viral dan tersebar kemana-mana."
Socrates: "Okey, pertanyaan ke-tiga. Apakah informasi yang kamu berikan itu ada manfaatnya buat kehidupan dirimu?"
Teman: "Kalau dipikir-pikir sih tidak ada efek-nya apa-apa baik tahu atau tidak tahu, cuma hanya menambah informasi saja mungkin."
Socrates: "Oh jadi informasi yang kamu berikan adalah sesuatu yang belum tahu kebenaranya, sesuatu yang jelek dan tidak ada manfaatnya buat kehidupan dirimu. Sudahlah informasi yang kamu berikan tidak usah kamu sampaikan".

Demikian pelajaran dari Socrates tentang intropeksi, semoga ada manfaatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...