Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Filsafat Puasa: Puasa Dan Kedermawanan Sosial

Di akhir puasa ada satu kewajiban lagi yang kita jalankan dan tentunya kita sudah tahu kewajiban sosial ini bernama zakat fitrah. Menurut Amir Ali bahwa semua agama mengajarkan berbagi secara sosial, cuma hanya Islam yang mempunyai ajaran spesifik untuk berbagi kepada sesama manusia. Pada agama lain menurut Amir Ali hanya sebatas anjuran saja untuk mendhermakan sebagian hartanya, maka yang terjadi umat kadang ada yang melaksanakan, kadang ada yang tidak melakukan sama sekali Berbeda dengan Islam yang mewajibkan dalam setahun sekali.

Haji Oemar Said Corko Maninoto menurut beliau bahwa pilar kehidupan Islam yang nantinya diterjemahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ada dua yakni kedermawanan dan persaudaraan. Kedermawanan, termasuk zakat adalah salah satu pilarnya kehidupan sosial, jadi tanpa itu kehidupan sosial akan ambruk. Perlu kita ketahui bahwa beliau dengan pergerakan Sjarekat Islam (SI) ingin membumikan syarikat islam di Nusantara.

HOS Cokro mengatakan bahwa Islam sendiri sudah menjadi sebuah tatanan sosial yang baik terbukti dari kata dasar Islam: aslama(tunduk), salima (keselamatan), silm (kedamaian), dan sulam (tangga). Jadi hidup islami itu adalah tunduk dan patuh pada aturan yang Allah berikan; umat Islam juga cinta pada keamanan dan keselamatan; umat Islam sejati pada umumnya lebih suka kedamaian dan umat Islam berkembang ke arah yang lebih baik dan ke yang lebih baik.

Zakat Fitrah Memberikan Banyak Pelajaran Sosial Kemanusiaan 

Visi zakat pada kehidupan Kedermawanan Sosial menurut HOS Cokro ada tiga yakni:
pertama,  mendidik jiwa agar tidak egois membangun rasa rela berkorban, rasa mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Jadi Islam itu tidak suka seneng sendirian, manusia butuh yang lain.

Ke-dua Islam mengajarkan berbagi kesejahteraan, harta yang kita miliki sebenarnya hanya dikasih atau dititipi dari Allah, maka dari itu kita harus sadar untuk berbagi. Jangan merasa tenang jika ada saudara-saudara sekeliling kita yang masih kekurangan.

Ke-tiga, dasar kedermawanan juga mengajarkan kepada mereka yang tidak punya bahwa kemiskinan itu bukan suatu kehinanan, mereka tidak boleh merasa rendah dengan kemiskinan-nya. Keberbagian ini menunjukan bahwa manusia yang satu dengan yang lainnya adalah sejajar. Tujuan berbagi menurut HOS Cokro bukanlah sama rata, melainkan sama rasa. Jika sama rata nanti tidak 2,5%, (jumlah zakatnya) tapi bagi rata bagi semua orang.  namun dengan sama rasa maka orang yang memberikan harta akan merasa bahagia karena telah berbagi, sementara orang yang menerima keberbagian itu akan merasa bahagia karena diperhatikan oleh orang yang mempunyai harta.

Ada wasiat yang baik dari HOS Cokro untuk anak-anaknya yang ditulis pada buku biografinya antara lainnya: Pertama "Lereno mangan sak durungè wareg" (berhenti makan sebelum kenyang) sebenarnya ini ajaran nabi Muhammad, namun ini versi jawa karena Pak Cokro menggunakan bahasa jawa. Berhenti sebelum kenyang adalah suatu pembelajaran akan batas-batas dari manusia, pengendalian hawa nafsu dan keserakahan. Dan bukan hanya soal makan saja tapi hal lainnya. Nasehat ke-dua: "Gunakanlah lima menit setiap malam untuk membulatkan pikiran", dalam istilah agama Pak Cokro ngajari anaknya untuk tafakkur muhasabah. Nasehat terakhir dari Pak Cokro yang satu ini unik karena berbentuk pertanyaan: "Bagaimana caranya kita bisa suci/bersih sebelum wudhu?!" Pertanyaan ini sangat filosofis sekali dimana wudhu adalah aktifitas menyucikan diri (fisik) dengan air sebelum ritual solat, Pak Cokro mengatakan bahwa kita harus bersih/suci sebelum wudhu, maksudnya adalah membuang sifat-sifat jelek, ahlak yang jelek, semua penyakit hati kita rontokan hingga bersih dari jiwa kita. Dan akhirnya kita berwudhu secara fisik. Bahasa mudahnya kita bersihkan rohani terlebih dahulu baru membersihkan fisik kita dengan berwudhu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d