Gedung Museun Nyamuk Pangandaran |
Indonesia adalah negara tropis sehingga mempunyai banyak ragam hewan-hewan termasuk dari golongan nyamuk. Dari golongan nyamuk ada beberapa spesies yang menjadi vector penyebaran virus diantaranya penyebab penyakit malaria atau demam dengue. Dari belasan ribu pulau di Indonesia ada satu tempat endemik nyamuk penyebar penyakit ini salah satunya Pangandaran.
Banyak kasus kesehatan yang terjadi di wilayah Pangandaran yang disebabkan oleh nyamuk. Ratusan orang sakit dan meninggal karena tusukan nyamuk yang membawa virus, hal ini menggugah pemerintah untuk meneliti lebih lanjut tentang nyamuk sehingga terbentuk lah Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan di Pangandaran. Dari terbentuknya badan tersebut maka terbentuklah sebuah museum edukasi kesehatan berupa Museum Nyamuk.
Singkat cerita sepulang plesiran ke pantai Pangandaran saya dan kawan ingin menambah ilmu kesehatan dengan mengunjugi Museum Nyamuk Pangandaran. Setelah check out dari hotel kami langsung menuju museum yang mana masih satu arah menuju rumahku di Banjar. Sayang sekali saat tiba di sana saya ditolak untuk mengunjugi museum oleh security dengan alasan pengunjung hanya dua orang saja. Bapak security menjelaskan bahwa museum nyamuk terbuka kepada siapa saja dengan biaya karcis yang bervariasi, hanya harus ada booking dan juga jumlah pengunjung cukup banyak (mungkin minimal 10 orang). Dia menjelaskan dengan pengunjung yang banyak sehingga pihak museum tidak sia-sia dalam memutarkan sebuah film edukasi/dokumenter tentang nyamuk di ruangan audiotorium. Dengan penjelasan tersebut dengan hati kecewa kami melanjutkan kembali perjalanan pulang.
Pintu masuk museum |
Dari penelusuran dunia maya ada beberapa hal yang saya temukan tentang museum nyamuk ini diantaranya:
1. Koleksi nyamuk lebih dari 74 spesies khususnya dari wilayah Indonesia termasuk dari daerah Pangandaran.
2. Selain koleksi berbagai jenis nyamuk juga memamerkan koleksi berbagai spesies dari kalangan serangga seperti kupu-kupu, capung, kumbang dan yang lainnya.
3. Insektarium, berupa ruang penelitian untuk nyamuk yang masih hidup.
4. Taman koleksi tumbuhan yang tidak disukai nyamuk.
5. Koleksi berbagai insektisida alami dan kimia.
6. Audiotorium dengan kapasitas 120 tempat duduk. Theater ini berfungsi sebagai alat peraga dalam edukasi kesehatan terutama tentang nyamuk. Ada dua jenis film yang diputar, untuk kalangan pengunjung anak-anak (TK-SMP) diputarkan berupa film animasi, sementara untuk kalangan dewasa (SMA-Umum) akan diputarkan film dokumenter.
1. Koleksi nyamuk lebih dari 74 spesies khususnya dari wilayah Indonesia termasuk dari daerah Pangandaran.
2. Selain koleksi berbagai jenis nyamuk juga memamerkan koleksi berbagai spesies dari kalangan serangga seperti kupu-kupu, capung, kumbang dan yang lainnya.
3. Insektarium, berupa ruang penelitian untuk nyamuk yang masih hidup.
4. Taman koleksi tumbuhan yang tidak disukai nyamuk.
5. Koleksi berbagai insektisida alami dan kimia.
6. Audiotorium dengan kapasitas 120 tempat duduk. Theater ini berfungsi sebagai alat peraga dalam edukasi kesehatan terutama tentang nyamuk. Ada dua jenis film yang diputar, untuk kalangan pengunjung anak-anak (TK-SMP) diputarkan berupa film animasi, sementara untuk kalangan dewasa (SMA-Umum) akan diputarkan film dokumenter.
Dari sumber yang terdapat di link mengatakan bahwa karcis masuk dibebankan Rp 5000 untuk kalangan pelajar termasuk mahasiswa, sementara kalangan umum dibebankan Rp 7000, namun ada beberapa sumber mengatakan tidak dipungut biaya sepeser pun.
Komentar