Mari kita lanjutkan lagi muhasabah kita tentang hakekat manusia dari Sir Muhammad Iqbal. Setelah paham hakekat manusia dan apa tugas tanggung jawabnya, maka Muhammad Iqbal menulis tentang filsafat tentang diri. Perlu diketahui menurut beliau, manusia harus punya diri atau ego atau hudi yang menegaskan dirinya sebagai sebagai manusia yang mempunyai porsi, posisi dan tugas manusia dalam kehidupan.
Muhammad Iqbal mengkritik dunia tasawuf atau dunia sufi yang melarikan diri dunia atau sufi yang melenyapkan dirinya sendiri dan yang tersisa hanya Tuhan, menurut Iqbal bukan seperti itu karena manusia mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap kehidupan yang diberikan dari Allah. Gagasan beliau dalam filsafat disebut eksistensialisme yaitu manusia harus eksis sebagai diri sendiri, manusia-lah yang membentuk dirinya sendiri, menampilkan dirinya oleh karena potensi-potensi manusia. Eksistensi itu biasanya dilawankan dengan esensi (hakekat yang menetap), manusia tidak mempunyai hakekat yang menetap karena manusia bisa buruk dan baik, tidak mempunyai hakekat sejati. Manusia bisa berbuat baik atau jelek hingga terbentuk hakekatnya sebagai orang baik atau jelek.
Ada pula filsuf yang mengatakan manusia hakekatnya jahat atau hakekatnya baik, namun menurut Muhammad Iqbal tidak ada hakekat menetap dari manusia namun manusia-lah yang membentuknya misalnya jika seseorang selalu berbohong maka disebut pembohong, sementara orang selalu berbuat jujur maka disebut orang jujur.
Manusia dengan alam |
Beliau juga memberikan berberapa wawasan untuk menjalankan tugas sebagai khalifah dan hamba dari Allah. Ada beberapa faktor pendukung dan faktor bisa melemahkan:
1. Cinta, relasi dengan alam, sesama dan Tuhan. Menurut para filsuf relasi ini paling agung dimana relasi didasari tanpa syarat (ikhlas)
2. Rasa berkecukupan, diri manusia yang kekurangan, keterbatasan baik daya upaya, tanpa Allah manusia hanya sebagai hal yang tak berarti.
3. Semangat dan keberanian.
4. Toleransi dan tengang rasa karena hakekatnya hidup ini serba berbeda. Manusia harus mempunyai daya toleran jika tidak maka kita akan disibukan oleh perbedaan yang mengakibatkan saat menjalankan tugas hamba dan khalifahNya.
5. Usaha (aktifitas) yang halal, jika seseorang masuk pada aktifitas yang haram maka akan mengurangi atau menghambat untuk menjadi khalifah dan hamba Allah.
6. Kreatif, prasarat untuk menjadi maju baik dan lebih baik lagi.
1. Cinta, relasi dengan alam, sesama dan Tuhan. Menurut para filsuf relasi ini paling agung dimana relasi didasari tanpa syarat (ikhlas)
2. Rasa berkecukupan, diri manusia yang kekurangan, keterbatasan baik daya upaya, tanpa Allah manusia hanya sebagai hal yang tak berarti.
3. Semangat dan keberanian.
4. Toleransi dan tengang rasa karena hakekatnya hidup ini serba berbeda. Manusia harus mempunyai daya toleran jika tidak maka kita akan disibukan oleh perbedaan yang mengakibatkan saat menjalankan tugas hamba dan khalifahNya.
5. Usaha (aktifitas) yang halal, jika seseorang masuk pada aktifitas yang haram maka akan mengurangi atau menghambat untuk menjadi khalifah dan hamba Allah.
6. Kreatif, prasarat untuk menjadi maju baik dan lebih baik lagi.
Hal yang menghambat:
1. Rasa takut kepada selain Allah, takut tidak makan, takut dilecehkan, takut miskin, takut yang lainnya. Selama masih banyak ketakutan lainnya selain Allah maka penghambaan kepada Allah akan tersendat.
2. Meminta-minta atau bergantung pada selain Allah, padahal Allah satu-satunya tempat bergantung.
3. Perbudakan, perbudakan adalah bentuk dari meminta-minta namun lebih tragis karena terdapat menindasan dan yang lainnya sehingga tugas kehambaan terbengkalai ataupun ditekan.
4. Sombong, bangga, apakah itu karena bangga pada keturunan, jabatan, harta dan kesombongan itu membuat kita jauh dari kualitas kekhalifahan dan penghambaan.
1. Rasa takut kepada selain Allah, takut tidak makan, takut dilecehkan, takut miskin, takut yang lainnya. Selama masih banyak ketakutan lainnya selain Allah maka penghambaan kepada Allah akan tersendat.
2. Meminta-minta atau bergantung pada selain Allah, padahal Allah satu-satunya tempat bergantung.
3. Perbudakan, perbudakan adalah bentuk dari meminta-minta namun lebih tragis karena terdapat menindasan dan yang lainnya sehingga tugas kehambaan terbengkalai ataupun ditekan.
4. Sombong, bangga, apakah itu karena bangga pada keturunan, jabatan, harta dan kesombongan itu membuat kita jauh dari kualitas kekhalifahan dan penghambaan.
Untuk menjadi manusia yang paripurna (sukses) sebagai hamba dan khalifah Allah:
1. Patuh pada hukum, kalau dalam agama disebut syariat. Karena syariat ini adalah tuntunan dan pedoman paling tegas dari Allah.
2. Mengontrol diri (membersihkan jiwa) sehingga tidak dikuasai oleh ambisi, hawa nafsu yang tidak perlu.
3. Terjun ke masyarakat setelah beres dengan urusan jiwa, ahlak dan laku dari diri sendiri.
1. Patuh pada hukum, kalau dalam agama disebut syariat. Karena syariat ini adalah tuntunan dan pedoman paling tegas dari Allah.
2. Mengontrol diri (membersihkan jiwa) sehingga tidak dikuasai oleh ambisi, hawa nafsu yang tidak perlu.
3. Terjun ke masyarakat setelah beres dengan urusan jiwa, ahlak dan laku dari diri sendiri.
Selain itu juga Muhammad Iqbal menginggatkan kita untuk mempersiapkan diri sebelum tanding dalam masyarakat dengan lima kualifikasi:
Self reliance (percaya diri), self respect (menghargai diri), self confidence (yakin pada diri), self perservation (menjaga diri), self assertion (menegaskan diri).
Self reliance (percaya diri), self respect (menghargai diri), self confidence (yakin pada diri), self perservation (menjaga diri), self assertion (menegaskan diri).
Komentar