Gajian dari gotong royong pembuatan jalan |
Menjadi bagian dari masyarakat adalah element penting dari kehidupan manusia yang tercipta sebagai mahluk individual dan sosial. Jiwa sosial Indonesia merupakan salah satu jiwa sosial tertinggi di dunia, ini terbukti dari penelitian dari lembaga Charities Aid Foundation (CAF) yang dilakukan pada tahun 2018 lalu. Jadi tak dipungkiri semangat gotong royong selalu ada di jiwa insan Indonesia.
Pembangunan di Indonesia hari ini termasuk paling massif baik di wilayah desa hingga kota. Dalam pembangunan tersebut ada beberapa yang menggunakan tenaga suka rela alias gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan ada juga gotong royong berbayar dengan pendanaan dari PNPM. Pada malam ramadann ke 10 ini, saya sebagai anggota masyarakat kampung Kubangpari RT 01 diundang oleh pihak RT untuk bergotong royong membuat jalan di wilayah Karangsari yang masih masuk ke dusun Kubangpari.
Saking banyaknya gotong royong atau mungkin karena malam ramadan sehingga membuat warga RT 01 enggan berangkat untuk membuat jalan. Dari beberapa tugu (rumah per keluarga) hanya seperempat saja yang datang, kira-kira sekitar 13 orang saja. Pengerjaan jalan dimulai dari jam 21:00 hingga berakhir pada jam 00:30 dini hari. Bagiku ini adalah yang pertama sekali terlebih pada malam ramadan. Saat itu saya membantu dalam mengangkut hasil adukan cor dan juga betugas menimba air di kolam ikan untuk keperluan pengadukan bahan cor-coran.
Semangat dari ke-12 orang ternyata membakar semangat ku untuk gotong royong. Waktu tiga jam setengah berlalu begitu cepat dengan sedikit nyeri di bagian tangan karena menimba air lebih dari 1000 kali. Telapak tangan sebagian lecet dan beberapa kulit badan lecet. Tapi tidak kenapa karena demi pembangunan.
Setelah dua hari berlalu saya Dan beberapa orang diundang Pak RT dan ternyata undangan itu untuk membagikan uang hasil pembuatan jalan. Setiap orang mendapatkan Rp 30.000 (foto, gajian gotong royong). Demikian ceritaku di malam ramadan.
Komentar